Tulisan ini memaparkan kronologis terjadinya konflit antar etnis di Sambas pada tahun 1999 dan menelaah peran pemerintah serta masyarakat dalam rangka rekonsiliasi konflik. Kajian konseptual yang dimanfaatkan yakni pendekatan sosial, ekonomi dan politik. Secara struktural konflik antar etnis tidak terlepas dari keterlibatan pihak tertentu yang menggunakan simbol-simbol etnis yang hidup di masyarakat. Kalimantan Barat merupakan daerah yang multilkultur dari berbagai macam aspek, dengan rusaknya simbol-simbol tersebut maka gesekan mudah terjadi dan menimbulkan konflik horizontal. Kompetisi dan lapangan pekerjaan yang sempit, penguasaan atau monopoli lahan pertanian hingga pemasaran jeruk Sambas, merupakan awal masalahnya.
Copyrights © 2017