MDMA (3,4-metilenedioksimet amfetamin) merupakan senyawa semisintetik turunan dari amfetamin tipe stimulan (ATS) yang bekerja dengan cara memicu pelepasan serotonin. MDMA sering disalahgunakan akibat efeknya yang dapat memicu euforia khususnya ditingkat remaja, zat ini sangat berbahaya karana dapat menyebabkan kematian pada pengonsumsi. Analisis MDMA untuk tujuan klinis maupun legal memerlukan suatu metode yang relatif cepat sehingga dipilih metode TLC dibandingkan yang lainnya. Uji identifikasi dilakukan dengan 3 sistem kromatografi yaitu metanol: amonia TA (100:1,5 v/v), metanol: butanol TAF (60:40 v/v), dan Toluena: aseton: etanol: amonia TAEA (45: 45: 7: 3 v/v/v/v). Uji determinasi dilakukan dengan system TAEA dan digunakan MDMA sebagai standar. Hasil uji identifikasi menunjukkan benar dalam sampel terkandung MDMA melalui pendekatan Hrfc dan spektrum. Hasil determinasi menunjukka dalam sampel urin diperoleh masing-masing 134,53 µg/ml dan 112,037 µg/ml.
Copyrights © 2020