Jurnal Mahasiswa Sosiologi
Vol 3, No 1 (2014)

Perempuan Pekerja dan Kesehatan (Studi Tentang Bentuk Kekerasan Simbolik Perempuan Pekerja di home industry)

105120101111004, ARIS SETIAWAN (Unknown)



Article Info

Publish Date
22 Apr 2014

Abstract

ABSTRAKSI Penelitian ini berusaha menjelaskan dan mendeskripsikan bentuk kekerasan simbolik perempuan pekerja mbeji dalam home industry dengan menggali secara mendalam makna sakit dan sehat bagi perempuan pekerja mbeji.  Mbeji adalah salah satu proses produksi, dimana para pekerja menghadap mesin penghalus bahan yang akan digunakan untuk membuat manik-manik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kekerasan simbolik yang dialami perempuan pekerja mbeji di home industry kerajinan kaca manik-manik di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. fenomena ini menjadi menarik untuk diteliti disebabkan karena perempuan pekerja mbeji harus minum air bersoda saat mereka melakukan pekerjannya. Penelitian ini menggunakan teori Kekerasan simbolik oleh Pierre Bourdieu sebagai kerangka analisisnya. Kekerasan simbolik hadir karena adanya upaya dari pihak yang mendominasi untuk menyudutkan pihak yang didominasi. Menurut Bourdieu, kekerasan simbolik sebagian besar terjadi pada perempuan, hal ini disebabkan karena posisi perempuan dalam masyarakat selalu diletakkan pada posisi kedua setelah laki-laki. lebih jauh lagi, pihak yang terdominasi meyakini begitu saja tanpa mempertanyakan apa yang sudah terjadi kepada mereka, dan mereka menerima begitu saja apa yang sudah menimpa mereka. kekerasan simbolik bersifat lembut dan sangat abstrak sehingga para korbannya tidak menyadari kekerasan yang mereka alami. Demikian yang terjadi dalam home industry tersebut. para majikan dalam home indusry menerapkan sistem kerja borongan, namun bersifat terikat. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan data dan kedalaman informasi saat penelitian berlangsung. Analisis data menggunakan horisonalisation dengan mencari kedalaman suatu makna dari para informan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi transformasi perubahan dari kekerasan simbolik menuju kekerasan fisik. Para majikan membuat pola hubungan kerja yang bersifat kekeluargaan dengan tujuan untuk mengikat para pekerjanya. Rasa kekeluargaan tersebut tidak tampak mana kala saat pekerja sakit, majikan tidak bertindak untuk membantu para pekerja. selain itu, majikan menghendaki para pekerja saat pekerja meminta pinjaman untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendadak seperti untuk berobat. Selain itu, pekerja diwajibkan untuk menyelesaikan pekerjaannya saat pesanan sedang ramai. Dalam penelitian ini juga ditemukan adanya pemahaman terbalik dari para pekerja terhadap upaya ntuk menjaga kesehatan. Resiko kerja seperti batuk, sesak nafas, sakit mata, atau bahkan pilek dapat disembuhkan dengan minum air bersoda. selain itu debu kaca yang dihasilkan dari gesekan bahan baku tersebut juga dapat dilalurtkan dengan cara minum air bersoda. Namun, mereka tidak memahami bahaya yang disebabkan akibat terlalu sering minum air bersoda. Majikan tidak bertindak untuk menghentikan keadaan yang dialami pekerja tadi. Dalam hal ini pula dapat diambil kesimpulan, bahwa saat pesanan ramai, pekerja akan menambah resiko kerja dan bahaya bagi tubuh mereka, karena saat pesanan ramai mereka juga harus minum air bersoda selama dua kali dalam satu hari. Majikan sangat diuntungkan secara ekonomi dalam hal ini, tapi pekerja dirugikan terutama bagi kesehatan mereka baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Kata Kunci: Perempuan pekerja mbeji, kekerasan simbolik, makna sakit dan sehat, home industry

Copyrights © 2014