Gelandangan dan pengemis perkotaan selalu identik dengan ketidakberdayaan baik struktural maupun kultural. Untuk mengeluarkan potensi individu mereka maka program pemberdayaan menjadi penting dan mendesak diberikan kepada mereka. Oleh karena itu, artikel ini mengungkapkan mekanisme pelaksanaan pemberdayaan gelandangan dan pengemis di Kota Makassar serta faktor pendukung dan penghambatnya. Sasaran penelitian ini adalah gelandangan dan pengemis yang berdomisili di Perumahan BTP Tamalanrea. Informan penelitian ini berjumlah 10 orang gelandangan pengemis yang mengikuti pelatihan keterampilan yang dilaksanakan oleh Yayasan Inteligensia Indonesia (YII). Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur terkait. Analisis data menggunakan pendekatan tiga jalur oleh Huberman dan Miles. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme program pemberdayaan yang ditempuh oleh YII meliputi tiga aspek yaitu (1) identifikasi potensi, (2) identifikasi kebutuhan, dan (3) pelatihan keterampilan. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) mekanisme program pemberdayaan di Perumahan BTP Tamalanrea Makassar menyiratkan pemberdayaan secara total, bukan parsial. Total berarti mencakup semua aspek individu terdiri atas potensi, kebutuhan, dan keterampilan, sedangkan parsial hanya keterampilan semata. (2) Mekanisme pelaksanaan pelatihan secara dominan menggunakan Mekanisme Kontekstual dibandingkan dengan Mekanisme Standar.
Copyrights © 2019