Salah satu hal yang cukup ironi adalah terbatasnya ruang gerak bagi penyandang tunanetra, terutama dalam konteks pendidikan, sarana, lahan kerja, dan wadah berkesenian. Cara dunia bekerja pada hari ini begitu mengabaikan orang-orang yang menyandang tunanetra, yang sebenarnya penyandang tunanetra sangat sulit untuk menghadirkan alat-alat yang mendukung aktivitasnya. Sebagaimana yang diajukan alat oleh kelompok ini memilih aktivitas kesenian yang menjadi salah satu sandaran agar tetap mampu merayakan keinginan mengekspresikan diri penyandang tunanetra. Produk Guiding Block Performance yang bisa menjadi penunjuk arah di atas panggung pertunjukan dan mempunyai nilai fungsi yang lebih dibanding lantai panggung pertunjukan saat ini yang diperuntukkan untuk penyandang tunanetra. Sehingga Guiding Block Performance ini bermanfaat khususnya bagipenyandang tunanetra yang selama ini tidak mendapatkan perhatian khusus dalam mengekspresikan jiwa seninya dalam konteks seni pertunjukan, khususnya tari. Hasil yang dicapai pada pelaksanaan ini menciptakan sebuah desain baru Guiding Block yang diperuntukkan khusus untuk penyandang tunanetra. Adapun desain guiding itu terdiri dari dua bentuk, yakni desain guiding block dengan enam tanda panduan dan desain pola lantai untuk Guiding Block Performance. Dengan kehadiran alat ini maka menjadi alat advokasi yang terhubung ke pemerintah untuk kembali memperhatikan fungsi dan posisi Guiding Block yang bermanfaat bagi kehidupan penyandang tunanetra. Upaya-upaya menciptakan ruang publik yang ramah bagi penyandang tunanetra dengan inisiatif aksi berkesenian. Sebab tubuh manusia membutuhkan asupan nilai estetis. Ekspresi tari yang menghadirkan kepekaan spiritual dan estetis juga patut diperjuangkan untuk penyandang tunanetra.
Copyrights © 2020