Kebutuhan pewarna antosianin untuk industri makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi saat ini diproduksi dari pewarna sintetis. Sebagai alternatif lain pengganti pewarna sintetis, antosianin dapat diperoleh dari ekstrak kulit buah manggis yang sampai saat ini masih merupakan limbah hasil pertanian yang belum banyak dimanfaatkan. Pewarna antosianin alami ini dipengaruhi oleh pH. Ketidakstabilan ini merupakan dasar pertimbangan dalam melakukan ekstraksi antosianin dari tumbuh-tumbuhan. Karena itu produksi antosianin ini dilakukan dengan cara ekstraksi pada suhu 4°C, menggunakan pelarut etanol yang diasamkan dengan asam asetat. Perlakuan percobaan yang diterapkan terdiri dari dua faktor, yaitu faktor waktu ekstraksi yang terdiri dari empat level (20 jam, 22 jam, 24 jam, 2(3 jam) dan faktor konsentrasi asam yang terdiri dari tiga level (1 %, 5%, 10%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah manggis cukup baik dimanfaatkan sebagai pewarna alami alternatif untuk mer1~gantikan pewarna sintetis. Dalam proses pengolahannya perlu diperhatikan kadar konsentrasi asam dan waktu ekstraksi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kadar antosianin yang dihasilkan. Waktu ekstraksi yang menghasilkan antosianin yang terbanyak dalam percobaan ini adalah 24 jam dengan konsentrasi asam asetat yang diperlukan sebanyak 1 %.
Copyrights © 2004