The International Journal of Pegon Islam Nusantara Civilization
Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara

Tiga Penyebab Mandegnya Islamisasi di Tana Toraja

Johan Wahyudi (Unknown)



Article Info

Publish Date
12 Apr 2019

Abstract

Tana Toraja merupakan salah satu wilayah yang penduduknya jauh dari tradisi Islam Nusantara. Wilayah ini terletak di pedalaman Sulawesi Selatan, bertetangga dengan banyak peradaban tua di pulau ini seperti kerajaan Luwu, Enrekang, Mandar dan Bone. Berbeda dengan keempat daerah tetangganya, sampai awal abad 20, penduduk Tana Toraja masih menganut kepercayaan lokal yang dinamakan Aluk Todolo atau kepercayaan orang-orang di masa silam. Mereka setia menganut kepercayaan ini hingga akhirnya terjadi konversi besar-besaran penduduk Toraja ke Nasrani. Tentu merupakan suatu anomali, mengapa Islam tidak dipeluk oleh penduduk Toraja. Padahal, jika menimbang pada peta perpolitikan Sulawesi Selatan di abad 17, masa di mana kerajaan besar Goa Tallo dan Bone mencapai puncak kejayaannya, bisa saja segenap cara digunakan untuk memperkenalkan Islam ke penduduk setempat, baik dengan cara tidak langsung, seperti perdagangan atau secara paksaan, salah satunya perang. Namun sampai menyentuh abad 21, belum jua mayoritas penduduk Toraja memeluk Islam. Tulisan ini akan mengetengahkan suatu sajian sejarah sosial. Penulis mendapatkan setidaknya tiga alasan mengapa Islam bukan menjadi agama yang dominan di masyarakat Toraja. Pertama, ingatan kelam masyarakat Toraja mengenai invasi pasukan Bone di bawah pimpinan Arung Palakka pada abad 16. Kedua, kekisruhan di masyarakat akibat peristiwa Perang Kopi pada abad 19. Terakhir, kegiatan zending yang mengunngguli dakwah Islam karena disokong pula oleh pemerintah Hindia Belanda. Tulisan ini akan mengangkat perkembangan sistem kepercayaan masyarakat Toraja yang senantiasa tetap (stagnan) namun di masa tertentu mengalami perubahan pada abad 21. Tulisan ini mematahkan argumen Edward B. Tylor yang mengatakan bahwa masyarakat primitif atau masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat, akan mengalami tiga fase perkembangan kepercayaan yakni animisme, politeisme dan monoteisme. Masyarakat Toraja sebenarnya tidak bisa dikatakan primitif, mereka mempunyai sistem kepercayaan yang sudah estabilished. Oleh sebab itulah mengapa islamisasi menemui kegagalan.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

INC

Publisher

Subject

Religion Arts Humanities Astronomy Social Sciences Other

Description

This journal specialized academic journal dealing with the theme of religious civilization and literature in Indonesia and Southeast Asia. The subject covers textual and fieldwork studies with perspectives of philosophy, philology, sociology, antropology, archeology, art, history, and many more. ...