Gerakan perlawanan melawan penjajah manjadi tradisi masyarakat yang mendarah daging. Berangkat dari nasib dan tujuan yang sama para pejuang dengan motivasi membela agama dan bangsa rela mengorbankan nyawannya demi memperolah kemerdekaan. Sejarah perjalanan gerakan perlawanan di nusantara pun sangat bervariasi dimulai dari gerakan yang bersifat lokal seperti perlawanan di pelosok-pelosok kecil desa, namun terdapat pula model gerakan perlawanan yang bersifat massif dan skalanya pun lebih besar seperti Perang Diponegoro 1825-1830. Di setiap perjuang pergerakan, juga menghasilkan karakter gerakan dakwah yang mendasari atau melatar belakangi, sehingga sangat memberikan pengaruh terhadap konsep ideologi yang diyakini baik saat (ketika) perang, atau bahkan jauh setelahnya. Hal ini erat kitannya dengan self motivation (motivasi diri) yang yang diyakini oleh pemimpin perang maupun para pasukannyu seperti perang padri 1803-1838 di Sumatera Barat. Pada tulisan ini penulis akan berusaha menelusuri lebih jauh macam-macam model/karakter perjuangan dalam gerakan perlawanan yang menghasilkan tradisi pembentukan keilmuan khususnya di pesantren. jika ditarik jauh ke belakang hingga sekarang ini, ternyata semangat/motivasi perjuangan tersebut menghasilkn banyak varian corak ideologi dan keilmuan baik secara personel maupun institusional seperti pesantren pada era sekarang ini.
Copyrights © 2019