Cerita rakyat merupakan salah satu hasil karya sastra Nusantara yang perkembangannya tetap eksis di masyarakat meskipun hadir dalam versi yang berbeda-beda. Cerita rakyat bagian dari budaya lokal disebarkan dan dipelajari dalam suatu kolektif masyarakat tertentu, menjadi ciri dan milik masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya pelestarian terhadap cerita rakyat, sehingga tidak hanya sebatas dongeng pengantar tidur tetapi dapat menjadi bermanfaat sebagai bahan ajar sastra di sekolah. Cerita rakyat yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah cerita rakyat yang berasal dari desa/kecamatan di Kabupaten Majalengka. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah klasifikasi cerita rakyat Majalengka dan memanfaatkannya dalam bentuk bahan ajar sastra di Sekolah. Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut yaitu metode deskriptif kualitatif dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Adapun hasil dari penelitian ini, 1) Sebanyak 23 cerita rakyat Majalengka termasuk dalam asal usul suatu tempat yaitu menceritakan asal usul nama suatu tempat. 2) Satu cerita termasuk dalam legenda setempat, yaitu cerita rakyat Talaga Manggung. 3) Satu Cerita termasuk legenda perseorangan yaitu cerita rakyat Nyi Rambut KasihKata kunci: cerita rakyat, Majalengka, bahan ajar sastra Folklore is one of the works of Indonesian literature whose development still exists in society even though it comes in different versions. Folklore is part of the local culture disseminated and studied in a particular community collective, characterizes and belongs to the community. Therefore, it is necessary to preserve folklore, so that it is not only limited to bedtime stories but can be useful as literary teaching materials in schools. Folklore which is the object of this research is folklore originating from villages / sub-districts in Majalengka Regency. The problem in this research is the classification of Majalengka folklore and its use in the form of literary teaching materials in schools. The method used to solve these problems is descriptive qualitative method with the researcher as the key instrument. The results of this study, 1) A total of 23 Majalengka folk tales are included in the origin of a place, namely telling the origin of the name of a place. 2) One story is included in the local legend, namely the folk tale of Talaga Manggung. 3) One story includes an individual legend, namely the folk tale of Nyi Rambut KasihKeywords: folklore, Majalengka, literary teaching materials
Copyrights © 2021