Upaya pemerintah untuk menangani masalah gizi pada balita yaitu dengan memberikan makanan tambahan berupa biskuit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) dibandingkan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) disertai konseling gizi terhadap status gizi anak usia 6 – 24 bulan. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental design dengan rancangan two group pretest and postest. Sampel penelitian balita gizi kurang usia 6–24 bulan di Nagari IV Koto Mudik Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 14 orang. Analisis data menggunakan uji paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat badan yaitu 6,9 kg sebelum diberikan PMT. Setelah diberikan PMT pada bulan I diperoleh rata-rata berat badan 7,3 kg, 7,7 kg pada bulan II dan 8,2 kg pada bulan III perlakuan. Pada kelompok perlakuan kombinasi PMT dan Konseling Gizi, rata-rata berat badan awal 6,9 kg, terjadi peningkatan berat badan 7,3 kg pada bulan I, 7,9 kg pada bulan II dan 8,3 kg pada bulan III. Pemberian PMT saja tidak berpengaruh terhadap status gizi berdasarkan BB/U (p=,0,078). Intervensi kombinasi PMT dan Konseling Gizi berpengaruh terhadap status gizi kurang usia 6 – 24 bulan (p=0,008), akan tetapi tidak ada perbedaan pengaruh intervensi PMT dengan kombinasi PMT dan Konseling Gizi terhadap status gizi kurang usia 6 – 24 bulan (p=0,356)
Copyrights © 2021