Kabuyutan Ciburuy pada mulanya merupakan suatu tempat berkumpulnya para cedikiawan dan pelajar untuk berbagi berbagai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan pada kejayaan jaman pemerintahan Sunda, sekitar abad XIV sampai XVI. Setelah masuknya pemerintahan Mataram Islam ke wilayah Jawa Barat dan diterapkannya politik etis kolonial Belanda pada awal abad XX, aksara Sunda kuno dan kegiatan mandala perlahan-lahan mulai punah. Namun berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan cagar budaya Sunda kuno tersebut. Makalah ini memaparkan rancang bangun aplikasi mandala sebagai inovasi baru dalam melestarikan cagar budaya di Kabuyutan Ciburuy. Dengan adanya aplikasi ini, upaya revitalisasi dari fungsi Kabuyutan Ciburuy sebagai lembaga pendidikan formal jaman kerajaan di Sunda dapat diaktifkan kembali. Aplikasi Mandala dikembangkan dengan pendekatan user centered design untuk memastikan keberdayagunaan aplikasi. Beberapa fitur yang disematkan ke dalam aplikasi mandala adalah visualisasi naskah Sunda kuno, transliterasi, terjemahan, galeri, dan hasil riset terkait Kabuyutan Ciburuy. Selanjutnya, fitur permainan dengan tema kesundaan ditambahkan untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk belajar budaya Sunda dengan lebih menarik dan menyenangkan. Metode pararel disain dan pengujian usabilitas terhadap dua kelompok telah dilakukan dan menunjukan hasil bahwa tingkat learnability sebesar 81,34 % dan satisfaction sebesar 77,67%.
Copyrights © 2018