Stigma gangguan jiwa tidak hanya berdampak terhadap klien gangguan jiwa, akan tetapi juga kepada masyarakat yang berada di sekitar klien. Langkah pendekatan untuk mengurangi stigma dan diskriminasi yaitu dengan education, contact dan protest. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post test design with control group. Penelitian dilaksanakan di Desa Sonosari Tegaltirto Berbah Sleman, dengan teknik purposive sampling sebanyak 45 orang Ibu-ibu PKK dengan kriteria inklusi bersedia mengikuti seluruh prosedur. Tingkat stigma diukur sebelum dilakukan intervensi dan langsung setelahnya serta 2 minggu setelah dilakukan intervensi. Analisis data deskriptif dilakukan dengan menyajikan data distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan uji Paired T Test. Nilai mean sebelum dilakukan tindakan yaitu 127,51 dengan standar deviasi sebesar 11,14, sedangkan nilai mean setelah dilakukan tindakan sebesar 127,96 dengan standar deviasi sebesar 12,8. Hasil uji Paired T-test menunjukkan hasil nilai sig 0,784 (p>0,05) berarti tidak ada perbedaan rata-rata antara tingkat stigma masyarakat pretes dan postes yang berarti tidak ada pengaruh pemberian pemberian psikoedukasi dan program kontak sosial dalam menurunkan stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa.
Copyrights © 2020