Salah satu proses pengolahan pascapanen madu adalah proses pasteurisasi. Pasteurisasi merupakan tahap awal pengolahan madu sebelum dilakukan evaporasi. Tingginya konsumen madu yang berkualitas di Indonesia mengharuskan perusahaan produsen madu menggunakan alat pasteurisasi dengan kapasitas yang besar. Madu akan mengalami kerusakan apabila suhu pasteurisasi lebih dari 70ºC. Selain itu lama proses pasteurisasi juga masih menjadi masalah dalam industri madu. Oleh sebab itu, perlu dibuat alat pasteurisasi dengan pengontrol suhu otomatis dan cepat dalam proses pasteurisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama untuk mengamati laju penetrasi panas kedalam bahan madu yang dipasteurisasi, kedua kapasitas alat untuk madu yang dipasteurisasi, ketiga mengetahui perubahan kadar air, viskositas, derajat brix, dan kerapatan masa jenis. Hasil penelitian menunjukan laju penetrasi panas dari suhu 35ºC hingga 65ºC pada alat pasteurisasi koloni madu pada kompor 1, 2, dan 3 berturut turut adalah 45, 45, dan 42 menit dengan total madu sebanyak 101,22 kg. Kemudian pada alat konvensional membutuhkan waktu selama 50 menit untuk memanaskan madu sebanyak 46.780 kg. Konsumsi gas pada kompor 1 adalah 0,291 g/(kgºC), kompor 2 adalah 0,281 g/(kgoC), kompor 3 adalah 0,285 g/(kgºC), sedangkan konsumsi gas pada kompor konvensional yaitu 0,272 g/(kgºC). Hasil pengukuran nilai kadar air, viskositas, brix, dan kerapatan massa jenis sebelum dan sesudah dipasteurisasi berturut-turut adalah sebagai berikut 21,99%, 4.835 poise, 63obrix, 1,356 kg/m3 dan 19,82%, 5,453 poise, 64obrix, 1,358 kg/m3.
Copyrights © 2021