Permasalahan yang timbul dalam penyediaan hunian vertikal khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah bersifat kompleks yaitu pada aspek manusia hingga aspek-aspek lain, seperti ekonomi, politik, social dan budaya. Hunian vertikal dengan konsep arsitektur perilaku diharapkan dapat menghadirkan hunian yang mewadahi karakteristik pola perilaku, kebiasaan, tradisi, budaya, maupun system kemasyarakatan lainnya, baik secara individu maupun kelompok masyarakat. Pada Tulisan Ulinata (2019) membahas mengenai penerapan arsitektur perilaku pada rumah susun bagi nelayan menggunakan metode behavior mapping, yang berfokus pada perilaku khusus Nelayan. Penerapan konsep perilaku pada Hunian Vertikal dengan studi kasus Rumah Susun yang fokus pada penghuni secara umum jarang ditemukan. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa data primer dan data sekunder yang dianalis dengan metode berupa pengelompokkan pengguna dalam bangunan, behavioral mapping yang difokuskan pada unit hunian dan ruang komunal bangunan, serta setting ruang yang berhubungan dengan perilaku pengguna. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Penerapan arsitektur perilaku pada bangunan Hunian Vertikal dengan studi kasus Rumah Susun Sewa Pinus Elok dapat terlihat dari penataan setting ruang pada unit hunian dan ruang komunal yang dapat mewadahi aktifitas penghuni didalamnya.
Copyrights © 2021