Hepatitis C merupakan penyakit inflamasi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Pada pasien yang terinfeksi hepatitis C akut (HCA) akan sembuh tanpa memerlukan pengobatan, tetapi sebagian besar kasus HCA akan menjadi hepatitis C kronik (HCK) dan memerlukan pengobatan. Menurut WHO, sekitar 185 juta orang telah terinfeksi dan 350.000 jiwa setiap tahunnya meninggal karena hepatitis C. Di Indonesia, 4-5 juta jiwa terinfeksi hepatitis C dan sekitar 80% akan menjadi HCK, 10-20% dapat memburuk menjadi sirosis hati dan 1-5% per tahun meninggal. Rasio neutrophil-limfosit (RNL) dan rasio platelet-limfosit (RPL) dapat digunakan untuk memperkirakan respons terapi mencapai target sustained virological response (SVR). Pemeriksaan ini relatif murah, cepat dan mudah diakses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara RNL dan RPL dengan kadar ribonucleic acid virus hepatitis C (RNA VHC) pada pasien HCK yang mendapatkan terapi di RS. Dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian mengggunakan cross-sectional berdasar data rekam medik pasien HCK dan sirosis hati terkompensasi yang telah melakukan pemeriksaan RNA VHC dan darah lengkap sebelum dan sesudah mendapatkan terapi. Sampel dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sampai memenuhi 38 sampel. Hasil menunjukkan ada perbedaan signifikan kadar RNA VHC sebelum dan sesudah mendapatkan terapi sebesar -5,373 dengan p = 0,000, sedangkan pada RNL (p = 0,179) dan RPL (p = 0,473) tidak ada perbedaan signifikan. Uji hubungan nilai RNL dengan kadar RNA VHC (p = 0,723) maupun RPL dengan kadar RNA VHC (p = 0,382) tidak ada hubungan signifikan sebelum mendapatkan terapi. Kesimpulannya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara RNL dan RPL dengan kadar RNA pada pasien HCK sebelum mendapatkan terapi, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar RNA VHC sebelum dan sesudah mendapatkan terapi.Â
Copyrights © 2020