Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy
Vol 1 No 1 (2021)

PERSEPSI MUSLIM, ETIKA DAN NILAI BISNIS DARI KARAOKE SYARIAH

Cut Rizka Al Usrah (Universitas Malikussaleh)
Binti Mutafarifa (Institut Agama Islam Negeri Kediri)
Moh Farih Fahmi (Institut Agama Islam Negeri Tulungagung)



Article Info

Publish Date
27 Apr 2021

Abstract

Abstrak: Pariwisata halal menjadi tren baru dan menjadi perhatian lebih umat muslim di Indonesia. Adanya pariwsata halal ini tertuang dalam roadmap ekonomi syariah Indonesia yang diharapkan mampu menarik wisatawan lebih karena potensi ekonomi yang besar dari aspek demografi indonesia yang mayoritas muslim. Jenis pariwisata halal yang sudah berkembang di Indonesia diantaranya adalah tempat wisata halal, Hotel Syariah, makanan halal dan masih banyak lagi. Salah satu yang kontroversial dalam pengembangan pariwisata halal yaitu karaoke syariah. Ada aspek yang menjadi perdebatan mengenai karaoke syariah, misalnya persepsi masyarakat muslim mengenai etika yang sesuai dengan al qur’an dan hadis pada kegiatanan karaoke. Disisi lain, adanya karaoke ini menjadi bentuk menggeliatnya perekonomian dari sektor pariwisata. Namun, eksistensi karaoke syariah sepertiya kurang diminati oleh masyarakat karena berbagai sebab seperti persepsi dan etika mayoritas umat muslim, kegagalan ini pernah terjadi pada karaoke syariah di lamongan, tetapi untuk karaoke non syariah malah semakin banyak dan ramai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Tujuan menggunakan pendekatan ini adalah untuk memotret persoalan yang terjadi dilapangan nilai bisnis antara karaoke umum dan karaoke syariah di wilayah yang mayoritas muslim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dua kelompok konsumen yang mempunyai selera berbeda, ukuran etika yang berbeda dan adanya perspesi yang berbeda. Ada kelompok yang menganggap semua aktivitas di karaoke itu maksiat sehingga meskipun namanya karaoke syariah tetap saja akan merusak citra muslim, dimana hal ini menjadi salah satu penyebab gagalnya karaoke syariah dimlamongan. Bagi kelompok kedua menganggap karaoke umum merupakan tempat yang menyenangkan dan didukung dengan persepsi tidak semua karaoke menyelenggarakan maksiat. Kelompok kedua inilah yang paling banyak di kabupaten lamongan. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat; Etika Masyarakat; Pariwisata Halal; Karaoke Syariah. Abstract: Halal tourism is becoming a new trend and is of greater concern to Muslims in Indonesia. The existence of halal tourism is contained in the roadmap for Indonesia's sharia economy which is expected to be able to attract more tourists because of the large economic potential from the demographic aspect of Indonesia which is predominantly Muslim. Types of halal tourism that have developed in Indonesia include halal tourist attractions, Sharia hotels, halal food, and many more. One that is controversial in the development of halal tourism is Islamic karaoke. Some aspects that become debatable regarding Syariah karaoke, for example, the Muslim community's perception of ethics by following per under the al-Quran and hadiths in karaoke activities. On the other hand, the existence of karaoke is a form of stretching the economy of the tourism sector. However, the existence of sharia karaoke seems to be less attractive to the public due to various reasons such as the perception and ethics of the majority of Muslims, this failure has occurred in Islamic karaoke in Lamongan, but for non-sharia karaoke, it is, even more, numerous and crowded. This research is a type of qualitative research that uses a phenomenological approach. The purpose of using this approach is to capture the problems that occur in the business value field between public karaoke and Islamic karaoke in Muslim-majority areas. The results of this study indicate that there are two groups of consumers who have different tastes, different ethical measures, and different perspectives. Some groups consider all activities at karaoke to be immoral so that even though the name is sharia karaoke it will still damage the image of Muslims, which is one of the reasons for the failure of sharia karaoke at night. The second group considers public karaoke to be a fun place and is supported by the perception that not all karaoke performs immoral. This second group is the most numerous in Lamongan Regency. Keywords: Public Perception; Community Ethics; Halal Tourism; Sharia Karaok

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

arrehla

Publisher

Subject

Religion Humanities Economics, Econometrics & Finance Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy is a scientific journal that contains writings from lecturers, researchers, students, practitioners, or other related parties regarding the study of tourism, creative economy and community empowerment that are ...