Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science
Special Issue: Article Review

Peran Sinbiotik pada Pencegahan Penyakit Alergi

Johanes C. Mose (KSM/Dep Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung)



Article Info

Publish Date
29 Sep 2021

Abstract

Penyakit alergi menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara maju karena angka kejadiannya semakin meningkat, saat ini tercatat sekitar 30% dari populasi. Penyakit alergi berhubungan dengan faktor genetik (keturunan) dan atau faktor lingkungan yang mengakibatkan ketidakseimbangan mikrobiota usus ( dysbiosis) dan perubahan sistem imun tubuh. Walaupun faktor genetik dapat mendasari perkembangan dari penyakit alergi, namun kecenderungan semakin meningkat kejadiannya pada 2 dekade terakhir. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya faktor lingkungan termasuk cara persalinan, penggunaan anti biotika, diet tinggi lemak dan rendah serat, rendahnya kadar asam lemak omega-3 dan defisiensi/ insufisiensi vitamin D. Pada keadaan normal, mikrobiota usus berada dalam keadaan eubiosis, berbeda dengan keadaan disbiosis akibat ketidak seimbangan komposisi dan atau fungsi mikrobiota usus, yang berhubungan dengan penyakit alergi seperti eksim, asma dan alergi makanan. Pada penyakit alergi terjadi pengurangan variasi mikrobiota termasuk laktobasilus dan bifidobakteri dalam usus bayi sebelum timbulnya gejala klinis penyakit atopia. Upaya untuk memperbaiki keseimbangan mikrobiota dengan pemberian prebiotik, probiotik atau sinbiotik merupakan strategi pencegahan penyakit alergi yang sudah banyak dilaporkan. Pelbagai penelitian intervensi sudah pernah dilakukan pada binatang maupun uji klinis pada manusia dengan menggunakan pelbagai macam prebiotik, probiotik maupun sinbiotik. Beberapa analisis sistematik sudah dilakukan dengan hasil yang kontroversial.(Synbiotics : A new Perspective to Overcome Hereditary Basis of Allergic Disease)AbstractAllergic diseases are becoming a world health problem, especially in developed countries because the incidence rate is increasing, currently recorded about 30% of the population. Allergic diseases are associated with genetic factors (heredity) and/or environmental factors that result in an imbalance of the gut microbiota (dysbiosis) and changes in the body's immune system. Although genetic factors can underlie the development of allergic diseases, the trend has increased in the last 2 decades. This can be due to the presence of environmental factors including the mode of delivery, the use of anti-biotics, a high-fat and low-fiber diet, low levels of omega-3 fatty acids and vitamin D deficiency/ insufficiency. Under normal circumstances, the gut microbiota is in a state of eubiosis, in contrast to the state of dysbiosis due to imbalance of the composition and or function of the gut microbiota, which is associated with allergic diseases such as eczema, Asthma and food allergies. In allergic diseases there is a reduction in variations of the microbiota including lactobasilus and bifidobakteri in the baby's intestines before the onset of clinical symptoms of aopia disease. Efforts to improve the balance of the microbiota with the administration of prebiotics, probiotics or synbiotics are a widely reported allergy disease prevention strategy. Various intervention studies have been conducted in animals and clinical trials in humans using a variety of prebiotics, probiotics and synbiotics. Some systematic analysis has already been done with controversial results.Key word: prebiotic, probiotic, synbiotic, allergic diseases

Copyrights © 0000






Journal Info

Abbrev

obgynia

Publisher

Subject

Health Professions Public Health

Description

OBGYNIA (Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science ) adalah jurnal dalam bidang ilmu Obstetri & Ginekologi yang diterbitkan resmi oleh Departemen Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. OBGYNIA menerbitkan artikel penelitian tentang kemajuan ilmiah, manajemen ...