Tuberkulosis Paru atau TB Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB Paru ini dapat menurunkan kualitas hidup seseorang karena penyakit ini dapat menyebabkan seseorang menjadi dikucilkan dari masyarakat dan kurang mendapatkan dukungan sosial. Selain kualitas hidup yang dipengaruhi oleh dukungan sosial, kualitas hidup juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan pasien TB Paru tersebut karena tingkat pendidikan mempengaruhi apakah pasien tersebut dapat menerima keadaan yang terjadi pada dirinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup pada penderita tuberkulosis paru di Kota Kupang. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian adalah penderita tuberkulosis paru di Kota Kupang berjumlah 80 responden. Pengukuran dukungan sosial menggunakan Social Provision Scale oleh Cutrona dan Russel, pengukuran tingkat pendidikan menggunakan data sosiodemografik dan pengukuran kualitas hidup menggunakan Whoqol-Bref. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitina ini pengukuran dukungan sosial didapatkan 27 responden (33.75%) mendapat dukungan sosial baik dan 58 responden (66.25%) mendapat dukungan sosial sedang. Hasil pengamatan tingkat pendidikan terakhir responden didapatkan 19 responden (23.75%) Perguruan Tinggi, 31 responden (38.75%) Sekolah Menengah Atas, 4 responden (5%) Sekolah Menengah Pertama dan 26 responden (32.50%) Sekolah Dasar. Hasil pengukuran kualitas hidup didapatkan 24 responden (30%) memiliki kualitas hidup baik dan 56 responden (70%) memiliki kualitas hidup buruk. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup (p=0.045) dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kalitas hidup pasien TB Paru (p=0.092).
Copyrights © 2019