Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai meningkatkan kasus terjadinya resistensi antibiotik. Pembatasan jenis antibiotik atau antibiotik restriksi merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kejadian resistensi antibiotik, menekan biaya antibiotik serta menurunkan pemakaian antibiotik yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase penggunaan antibiotik restriksi pada pasien Ulkus, Abses dan Batu Kandung Kemih di Bangsal Bedah RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Periode 2017-2019. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara restrospektif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil perolehan sampel pada penelitian ini sebanyak 43 sampel yang memenuhi kriteria dari 135 pasien populasi diantaranya dengan diagnosis ulkus 15 sampel terdiri dari 40% pasien laki-laki dan 60% pasien perempuan, 40% usia 56-65 tahun dengan komorbid diabetes melitus tipe 2. Pasien dengan diagnosis abses 18 sampel terdiri dari 61,1% pasien laki-laki dan 38,9% pasien perempuan, 27,8% usia 36-45 tahun dengan komorbid sepsis dan diabetes melitus tipe 2. Pasien dengan diagnosis batu kandung kemih 10 sampel terdiri dari 30% pasien laki-laki dan 70% pasien perempuan, 60% usia 46-65 tahun. Selama periode 2017 sampai 2019 untuk pasien ulkus, abses dan batu kandung kemih menggunakan 2 jenis antibiotik restriksi yaitu ciprofloxacin dan levofloxacin. Pada pasien ulkus, abses dan batu kandung kemih jumlah penggunaan antibiotik restriksi yang banyak digunakan ialah antibiotik ciprofloxacin dengan persentase 21%, sedangkan penggunaan levofloxacin dengan persentase sebesar 10%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan antibiotik restriksi periode 2017-2019 pada diagnosis ulkus yaitu 41%, 35,7% dan 25%. Pada diagnosis abses yaitu 40%, 25% dan 35,2% serta pada diagnosis batu kandung kemih yaitu 18,1%, 33,3% dan 20%.
Copyrights © 2021