Penyakit ginjal kronik (PGK) menjadi perkara nyata dalam dunia medis dengan peningkatan prevalensi secara terus-menerus. Tindakan medis yang dilakukan pada pasien PGK ialah hemodialisis, tindakan ini dilakukan untuk mengganti fungsi ginjal dalam menyaring dan mengeluarkan racun uremik dalam tubuh. Hemodialisis dapat menimbulkan beberapa dampak yaitu kram otot, hiperkalemia, hipotensi atau hipertensi dan anemia. Anemia yang dialami pasien PGK sebagian besar diakibatkan oleh defisiensi erythropoietin. Penilaian kesesuaian pemberian terapi anemia pada pasien PGK dengan standar yang berlaku menjadi penting untuk mencapai efek terapi yang optimal. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai penggunaan obat anemia pada pasien PGK yang sedang menjalani hemodialisis di RSU Ari Canti pada periode Januari-Desember 2020. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan data diambil menggunakan teknik restrospektif yang melibatkan 80 sampel data rekam medis, yang dipilih secara purposive sampling. Pada penelitian ini menunjukan hasil pola pemakaian obat anemia pada pasien PGK yang sedang melakukan hemodialisis mendapat pengobatan tunggal (73,75%) dan pengobatan kombinansi (26,25%). Obat yang dipakai ialah erythropoietin alfa, iron dan asam folat. Penilaian penggunaan obat anemia pada pasien PGK yang melakukan hemodialisis atas dasar ketepatan pasien (100%), ketepatan indikasi (100%), ketepatan obat (97,5%), ketepatan dosis (100%), ketepatan interval waktu pemberian (100%) dan waspada efek samping (100%). Kesimpulannya penilaian penggunaan obat anemia pada pasien PGK yang sedang melakukan hemodialisis di RSU Ari Canti pada tahun 2020 telah memenuhi kriteria ketepatan pasien, ketepatan indikasi, ketepatan dosis, ketepatan obat, ketepatan interval waktu minum obat dan kewaspadaan terhadap efek samping.
Copyrights © 2021