Gorga : Jurnal Seni Rupa
Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa

PERTUNJUKAN SIDALUPA BURAQ LAM TAPA DI BUBON-ACEH BARAT DALAM PERSPEKTIF PERFORMANCE STUDIES

Susandro Susandro (Institut Seni Budaya Indonesia Aceh)
Hatmi Negria Taruan (Institut Seni Budaya Indonesia Aceh)



Article Info

Publish Date
30 Nov 2021

Abstract

This article aims to investigate the art of Sidalupa Buraq Lam Tapa in Bubon-West Aceh from various perspectives using the perspective of performance studies. The method applied is qualitative with literature study or document data collection, observation, interviews, and audio-video recording. The results obtained are that the community (the audience) is also a determinant of the existence and sustainability of Sidalupa art, because this art always fills every event organized by the community. In other words, this art is held based on requests or invitations from the community. The high level of public interest in Sidalupa is due to the fact that this art can entertain guests or spectators at every event that is held, whether the apostle's circumcision, akikah, weddings, and other traditional events, even in campaign events, parades and the like. However, the Sidalupa performance does not only fill the stage or space that is oriented towards entertainment alone, but also exists in spaces that are oriented to aesthetic and artistic values, such as special arts events and the like, both at local and national levels. Furthermore, departing from the appreciation of the community, while it can be concluded that the Sidalupa art performance is an event that is carried out by every line of society. Because Sidalupa is not only limited to art, but also the identity of the community that owns it. Keywords: sidalupa, audience, performance studies. AbstrakArtikel ini bertujuan menyelisik kesenian Sidalupa Buraq Lam Tapa di Bubon-Aceh Barat dari berbagai sisi menggunakan kacamata performance studies. Metode yang diterapkan yakni kualitatif dengan teknik studi pustaka atau pengumpulan data dokumen, observasi, wawancara, dan perekaman audio-video. Hasil yang diperoleh ialah masyarakat (penonton) juga menjadi penentu keberadaan dan keberlangsungan kesenian Sidalupa, karena kesenian ini selalu mengisi setiap acara yang diselenggarakan oleh masyarakat. Dalam arti kata lain, kesenian ini digelar berdasarkan permintaan atau undangan dari masyarakat. Cukup tingginya minat masyarakat terhadap Sidalupa disebabkan karena kesenian ini dapat menghibur tamu atau penonton di setiap acara yang diselenggarakan, baik acara sunat rasul, akikah, pernikahan, serta acara adat lainnya, bahkan dalam acara kampanye, pawai dan semacamnya. Namun, pergelaran Sidalupa tidak hanya mengisi panggung atau ruang yang berorientasi pada hiburan semata, melainkan juga hadir pada ruang yang beroirentasi pada nilai estetik dan artistik, seperti acara khusus kesenian dan semacamnya, baik di tingkat lokal maupun nasional. Lebih jauh, beranjak dari apresiasi masyarakat yang demikian, sementara dapat ditarik kesimpulan bahwa pertunjukan kesenian Sidalupa merupakan perhelatan yang dilakoni oleh setiap lini masyarakat. Karena Sidalupa tidak hanya sebatas kesenian, tetapi juga identitas masyarakat pemiliknya.   Kata Kunci:sidalupa, penonton, kajian performance. Authors:Susandro : Institut Seni Budaya Indonesia AcehHatmi Negria Taruan : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Dadek, Teuku. (2015). Asal-usul Aceh Barat. Aceh Bar at: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah.Jaeni. (2014). Kajian Seni Pertunjukan dalam Perspektif Komunikasi Seni. Bogor: IPB Press.Moleong, Lexy, J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Pramayoza, Dede. (2013). Strategi Membaca ‘Pergelaran’, Seorang Antropolog, dan Sebuah Mozaik Penelitian, dalam Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni-Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.RN, Herman. (2016). Dalupa: Teater Tradisional Pantai Barat. Buletin Tuhoe edisi VII Banda Aceh: JKMA Aceh.Rohidi, Tjetjep Rohendi. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang.Susandro. (2021). Geliat Kesenian Tradisional Dalupa di Aceh Barat. Banda Aceh: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh. https://bulletinhaba.kemdikbud.go.id/index.php/haba/issue/view/4/36Susandro. (2021). “Wawancara Syekh Din dan Rahmat Saputra”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 11 Juli 2021, Aceh Barat.Susandro, Wirandi, Rika., & Taruan, Hatmi Negria. (2021). Dramaturgi Kesenian Tradisional Dalupa Produksi Sanggar Seni Datok Rimba di Woyla Aceh Barat. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10 (1), 15-23. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.22730

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

gorga

Publisher

Subject

Arts Education

Description

Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, ...