Itik memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan pangan, khususnya di Pulau Bali Itik merupakan ragam kuliner yang sangat diminati oleh wisatawan dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Persoalan yang sering menjadi kendala dalam konsumsi olahan itik adalah kadar kolesterol daging itik yang masih tinggi diduga dapat mengganggu kesehatan. Tujuan utama kegiatan ini adalah memproduksi pakan itik yang memicu penurunan kolesterol daging, berkualitas dan mudah didapatkan dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang berlimpah yaitu memanfaatkan keong emas yang menjadi hama bagi tanaman padi, dan tepung daun pepaya yang merupakan limbah perkebunan papaya sehingga harganya lebih murah dan memproduksi itik rendah kolesterol. Hasil penelitian yang dilakukan pengusul sudah diperoleh formulasi pakan itik yang dapat meningkatkan performance itik dikaji dari pertumbuhan, kualitas daging (organoleptik dan kadar kolesterol) dan status kesehatan itik. Penyediaan bahan baku penyusun pakan itik yang dapat menggantikan tepung ikan yaitu dengan memproduksi tepung silase keong emas secara biologis dengan kandungan protein 45,95%. Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa melalui teknologi fermentasi menggunakan mikroba lokal dihasilkan pakan itik organik rendah kolesterol dan herbal probiotik untuk meningkatkan ketersediaan pakan organik, produksi dan kualitas daging itik.
Copyrights © 2021