Salah satu kunci untuk mengurai berbagai penafsiran tentang persoalan-persoalan akhir zaman dalam Kitab Wahyu adalah metodologi penafsiran yang dikenal sebagai hermeneutik. Berangkat dari kesaksisan diri Kitab Wahyu sebagai ucapan nubuat (Why.19:10; Why.22:7b), telah ditemukan bahwa wacana nubuat itu adalah sedang menunjukkan peristiwa-peristiwa dalam rentang waktu mulai masa lampau, masa kini dan masa depan. (Aspek Present Tense dari kata kerja Yunani "erchomai" dalam Wahyu 22:7 adalah sedang menyajikan kembali proses keberlangsungan penggambaran visual Kedatangan Kristus yang Kedua). Karena petunjuk-petunjuk Kerajaan Allah telah dimulai sejak masa Yesus, waktu Ia sedang mengusir setan dengan kuasa Roh Kudus (Mat. 12:28), sampai Kedatangan Yesus yang kedua pada akhir zaman, maka Kerajaan Milenium telah dibuat menjadi nyata semenjak masa Yesus dan dalam masa Gereja, hingga kepenuhannya pada Kedatangan Yesus yang Kedua. Dengan menggunakan generik wacana nubuat berupa penglihatan-penglihatan dan gambaran-gambaran, maka gambaran-gambaran dari Kitab Wahyu harus ditafsirkan secara simbolis, termasuk kode-kode angka seribu, tujuh, seratus empat puluh empat ribu, dsb.
Copyrights © 2015