Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Vol. 9, No. 1 April 2022

A.G.H. Hayyung : Tokoh Sentral Berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah Selayar 1918-1932

Misbahuddin Misbahuddin (IAIN Ternate)



Article Info

Publish Date
07 May 2022

Abstract

Tokoh utama yang merintis dan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah Selayar bernama A.G.H. Hayyung. Tokoh yang memiliki jasa besar dalam masa pergerakan nasional di Sulawesi Selatan, namun kian terlupakan di tanah kelahirannya. Latar belakang kehidupannya yang tidak dapat dipisahkan dari gerakan modernis Islam di masa Kolonial menjadi daya tarik yang harus diurai secara khusus. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan kualitatif dan tipe deskriptif. Sumber primer yang digunakan adalah Memorie van Overgave (Badan Arsip Daerah Sulawesi Selatan) dan catatan pribadi almarhum Muh. Abdu Fetta (putra pertama A.G.H. Hayyung). Selain itu, buku-buku yang relevan, hasil wawancara dari penelitian terdahulu, dan tokoh Penutur Sejarah Umum menjadi seumber sekundernya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A.G.H. Hayyung merupakan tokoh sentral lahirnya gerakan Persyarikatan Muhammadiyah di Selayar tidak terbantahkan. Segala aspek dalam latar belakang kehidupan sang tokoh mejadi bagian yang tidak terpisahkan dari suksesi dakwah kemuhammadiyahannya di masa Kolonial. Segala tindakan terstruktur dan terukur dalam merintis Persyarikatan Muhammadiyah adalah hasil inisiasi dari pribadi A.G.H. Hayyung. Meskipun demikian, juga tidak dipungkiri terdapat banyak sokongan moril dan materil dari istri, kerabat, dan sahabat yang senantiasa mendukung dakwahnya. Sejak tahun 1918 Persyarikatan Muhammadiyah berhasil dirintis di Pulau Tambolongang (masih dalam wilayah afdeling Selayar) dan diresmikan keberadaannya di Barugaia (Distrik Bonea) pada 21 September 1932.Kata Kunci: A.G.H. Hayyung, Persyarikatan Muhammadiyah Selayar. AbstractThe main character who pioneered and founded Persyarikatan Muhammadiyah Selayar was named A.G.H. Hayyung. A figure who had great service during the national movement in South Sulawesi, but was increasingly forgotten in his homeland. The background of his life which cannot be separated from the Islamic modernist movement in the Colonial period is an attraction that must be described in particular. This research uses historical method with qualitative approach and descriptive type. The primary sources used are Memorie van Overgave (South Sulawesi Regional Archives Agency) and the personal notes of the late Muh. Abdu Fetta (the first son of A.G.H. Hayyung). In addition, relevant books, interviews from previous research, and figures from General History Speakers are secondary sources. The results showed that A.G.H. Hayyung is a central figure in the birth of the Persyarikatan Muhammadiyah movement in Selayar. All aspects of the background of the character's life became an inseparable part of the succession of his Muhammadiyah preaching during the Colonial period. All structured and measurable actions in pioneering Persyarikatan Muhammadiyah are the results of the initiation of A.G.H. Hayyung. However, it is also undeniable that there is a lot of moral and material support from his wife, relatives, and friends who always support his da'wah. Since 1918 Persyarikatan Muhammadiyah was successfully pioneered on Tambolongang Island (still in the Selayar afdeling area) and was inaugurated in Barugaia (Bonea District) on September 21, 1932. Keywords: A.G.H. Hayyung, Muhammadiyah Selayar Association.

Copyrights © 2022