Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies
Vol 39, No 1 (2001)

The Phenomenon of Polygyny in Contemporary Malaysia: A Case Study of the Darul Arqam Movement

Khoiruddin Nasution (State Islamic University (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia)



Article Info

Publish Date
19 May 2022

Abstract

Satu pembaruan hukum keluarga Muslim dan Islam kontemporer,  yang diperkenalkan pertama kali oleh Turki tahun 1912 adalah adanya usaha membatasi praktek poligami. sejumlah negara berusaha membatasi kemungkinan praktek poligami, bahkan ada negara yang melarang poligami secara mutlak. Malaysia adalah salah satu negara yang membatasi praktek poligami. sama dengan Indonesia, di Malaysia poligami dapat dilakukan dengan syarat-syarat dan dalam kondisi-kondisi tertentu. Sebaliknya, pengikut gerakan Darul Arqam bukan saja membolehkan praktek poligami, tetapi lebih dari itu gerakan ini menganjurkannya. Tulisan ini adalah hasil penelitian tentang pandangan dan praktek poligami di kalangan (pengikut) gerakan Darul Arqam yang tinggal dan menetap di Malaysia. penelitian ini adalah penelitian pustaka yang bersumber pada data pustaka, baik yang ditulis oleh pengikut Darul Arqam maupun hasil penelitian tentang mereka.  Adapun metode analisa yang digunakan adalah metode analisa isi (analysis content), yakni dengan menganalisis isi tulisan-tulisan yang berbicara tentang gerakan Darul Arqam. Akhimya penelitian ini menemukan, bahwa untuk mengetahui tentang mampu atau tidaknya seorang suami berlaku adil terhadap isteri-isterinya bagi pengikut Darul Arqam, harus dicoba dengan cara melakukan poligami. Inilah alasan yang dapat ditulis kenapa mereka menganjurkan praktek poligami (mandūb) bukan seperti kelompok mayoritas yang hanya membolehkan (mubah). Sementara dalam praktek, gerakan ini menanamkan kepada para isteri yang dipoligami untuk senantiasa sabar dalam mensikapi praktek poligami suami, seperti sabar menunggu giliran, sabar dengan kondisi suami. Sebab ada suami yang isteri-isterinya betempat tinggal di daerah yang berlainan, bahkan berjauhan.  Dalam kasus ini isteri harus sabar.menunggu gilirannya. Implikasi lain dari sifat sabar ini adalah, isteri harus sabar kalau suami membagi malam secara tidak adil di antara para isterinya karena faktor usia, dimana malam suami lebih banyak di isteri muda. Demikian juga isteri diwajibkan senantiasa patuh terhadap perintah dan keinginan suami. Sementara suami tidak dianjurkan,  bahkan tidak diajarkan untuk bersabar. Adapun isteri yang selalu sabar dengan keadaan suami dalam segala hal akan mendapat ganjaran yang berlipat ganda nanti kelak di hari akhirat. Dengan demikian, poligami bagi gerakan Darul Arqam merupakan ajang untuk mengukur mampu atau tidaknya seorang suami berlaku adil terhadap isteri-isterinya, sementara bagi isteri menjadi ajang melatih kesabaran. Adapun di antara tujuan poligami adalah manajemen kerja, dimana menurut gerakan ini, seorang suami  yang berpoligami dapat memaksimalisasi perannya, yakni dengan cara mengatur dan membagi tugas-tugas antara para isteri; dimana ada isteri yang khusus mengurus anak, ada yang khusus mengurus dapur dan pakaian seluruh keluarga, ada yang khusus mengurus keperluan suami dan kegiatan-kegiatannya.  Tujuan lain adalah membantu tugas suami ketika sang suami bertugas di tempat dimana sang isteri bertempat tinggal. Karena itu,  mempunyai isteri lebih dari seorang dan tinggal di satu tempat bertujuan untuk maksimalisasi peran suami, sementara memiliki isteri-isteri yang tinggal di berbagai tempat yang berbeda bertujuan untuk membantu melaksanakan tugas suami.

Copyrights © 2001






Journal Info

Abbrev

AJIS

Publisher

Subject

Religion Humanities

Description

Al-Jamiah invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in the areas related to Islam, Muslim society, and other religions which covers textual and fieldwork investigation with various perspectives of law, philosophy, mysticism, history, art, ...