Khazanah: Jurnal Mahasiswa
Vol. VII, No. 2, Januari 2015

PEMANFAATAN MINYAK BIJI LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA DURCH) MENJADI SEDIAAN NANOEMULSI TOPIKAL SEBAGAI AGEN PENGEMBANGAN COSMETICAL ANTI AGING

Rohani Panjaitan (Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia)
Shibghatun Ni’mah (Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia)
Romdhonah Romdhonah (Universitas Islam Indonesia)
Lily Annisa (Universitas Islam Indonesia)



Article Info

Publish Date
31 Jan 2015

Abstract

Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berfungsi sebagai pelindung dan merupakan salah satu jalur ekskresi tubuh. Oleh karena itu, kulit sangat kerusakan pada sel-sel kulit. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kulit menjadi kusam dan dapat mempercepat penuaan serta berisiko terkena kanker kulit.Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya mengandalkan sektor pertanian. Ragam tanaman yang diproduksinya pun banyak mulai dari tanaman palawija, sayur-sayuran hingga buah-buahan, dan di antara beragam tanaman tersebut selain berfungsi untuk memenuhi bahan pangan juga dapat bermanfaat dalam pengembangan di bidang kesehatan.Aging merupakan suatu proses penuaan yang ditandai dengan penurunan energi seluler yang menurunkankemampuan sel untuk memperbaiki diri. Agen kimia seperti polutan, asap rokok, sinar matahari berlebih yang mengandung radikal bebas dari peroksida yang mengikat oksigen adalah faktor lingkungan yang dapat mempercepat penuaan atau yang dikenal dengan penuaan dini.Labu kuning atau Cucurbita moschata merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pemanfaatan bijinya di Indonesia masih terbatas pada produksi kuaci biji labu sedangakan biji labu kuning ternyata memiliki beberapa senyawa yang sangat berpotensi sebagai antiaging. Diantaranya adalah asam lemak utama, vitamin E, karotenoid, asam amino, dan inhibitor tripsin. Senyawa-senyawa tersebut bermanfaat untuk menghambat peroksida menjadi radikal bebas, sebab radikal bebas tersebut dapat merusak membran sel yang dapat berakibat pada penyakit degeneratif dan kanker kulit.Penelitian ini dimaksudkan memanfaatkan minyak biji labu untuk dibuat dalam sediaan nanoemulsi dan mengetahui stabilitas sediaan nanoemulsi minyak biji labu tersebut. Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia selama 3-4 bulan dengan evaluasi stabilitas fisik dari sediaan.

Copyrights © 2015