Artikel ini membahas tentang pandangan hidup Blatér yang diametral dengan pemikiran keagamaan mayoritas. Umumnya, perbuatan dosa dan maksiat dihindari agar diselamatkan di akhirat kelak, justru oleh mereka dijadikan media perekat sosial komunitasnya. Dari gambaran ini, Penulis menganggap Blatér memiliki gaya khusus dalam kehidupannya, yang menjadi pandangan hidupnya. Mereka sangat yakin bahwa imannya akan menjadi penyelamat di akhirat dan menjadi harapan masuk Surga. Mereka fanatik dengan agamanya, tapi tidak fanatik pada ajaran agamanya. Mereka mengedepankan akhlak (ajhegeh tengka) untuk menjaga nama baiknya. Pandangan hidup Blatér ini, mempunyai pembenaran dalam aliran teologi Islam klasik, yakni Murjiah. Meskipun hubungan antara pandangan hidup Blatér dan pemikiran Murjiah belum bisa dibuktikan secara epistemologis, tetapi secara subtantif mempunyai kesamaan aksiologis. Misalnya, pendapat tentang pentingnya memisah wilayah ketuhanan dengan kemanusiaan, dengan tujuan mengantisipasi terjadinya pengambil alihan peran Tuhan dalam menghukumi kafir setiap orang yang tidak sepaham dan bukan golongannya. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa perbuatan seseorang tidak mempengaruhi kualitas Imannya. Bagi siapapun yang percaya pada Allah dan Rasulnya, sekalipun pendosa besar dan pelaku maksiat pasti mendapatkan keselamatan di akhirat kelak.
Copyrights © 2021