PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi/Kependetaan
Vol. 11 No. 1: Juli 2020

Implementasi Hukum Allah dalam Matius 22:34-40 bagi Pengembangan Komunitas Kristen

Dessy Handayani (Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta)



Article Info

Publish Date
30 Jul 2020

Abstract

The reality of the practice of Christian life, which has gone through various events to the extreme of the rules which contain rules about the conventional church, this shows that the "rules" have more variety of meanings about how people perceive different divisions. This is placed in the belief that is in God who fully chooses the entire universe. Deception who changed from Satan's efforts to break through and oppose the rules of the Bible. This is contrary to the insistence on the "rules" of the Church. Church rules cannot be separated from God's Law which He established through Jesus Christ. The church is God's creative way to develop new people. Every program and activity in the church aims at this main goal. While people come to church (transfer) from the old kingdom of darkness with old behavior, habits thought processes, and character traits. They are expected to have problems, habits, and thoughts in the concept of new life. The church is God's agent for achieving this goal. Because it contradicts God's Law in Matthew 22: 34-40 about understanding the growth of the church for the sake of understanding about the church, which is to see by explaining the results of what the church does in upholding God's Law. Today's Christianity prefers ethical considerations that are similar to what happens in the Bible but in a different form. In this Gospel of Matthew Jesus reveals His Law for humanity. In this law given by Christ, all of the law and the prophets depend. This law of Christ will be applied in the lives of believers. With the exegetical method of asking the right interpretation to obtain the concept of the Law of God will be obtained. Abstrak Realita dari praktik kehidupan orang Kristen, yang sudah melewati berbagai peristiwa sampai pada titik ekstrem dari suatu peraturan yang di didalamnya berisi aturan mengenai gereja yang konvensional, hal ini menunjjukkan bahwa “aturan” memiliki banyak sekali variasi arti dalam sejarah sikap Gereja terhadap berbagai perpecahan. Hal tersebut diletakan didalam keyakinan yang mendalam bahwa Allah yang secara mendasar memilihara kendali atas seluruh alam semesta. Para penyesat menjadi gejala dari upaya setan menerobos dan menyingkirkan aturan Alkitab. Hal tersebut mengakibatkan munculnya desakan atas “aturan” Gereja. Aturan Gereja tidak boleh terlepas dari Hukum Allah yang ditetapkanNya melalui Yesus Kristus. Gereja adalah cara kreatif Allah untuk mengembangkan orang baru. Setiap program dan kegiatan di gereja bertujuan pada tujuan utama ini. Sementara orang-orang datang ke gereja (transfer) dari kerajaan lama kegelapan dengan perilaku lama, kebiasaan, proses berpikir dan sifat-sifat karakter. Mereka diharapkan memiliki perilaku, kebiasaan dan pemikiran dalam konsep kehidupan baru. Gereja adalah agen Allah untuk mencapai tujuan ini. Karena itu memahami Konsep Hukum Allah dalam Matius 22: 34-40 mengarah pada pemahaman dinamika pertumbuhan gereja untuk memahami tujuan gereja, yaitu untuk melihat dengan jelas hasil dari apa yang dilakukan gereja dalam menegakkan Hukum Allah. Kekristenan masa kini cenderung lebih menekankan situasi-situasi etis yang mirip dengan pengajaran Alkitab, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Dalam Injil Matius ini Yesus menyatakan HukumNya bagi umat manusia. Dalam hukum yang diberikan Kristus inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Hukum Kristus inilah yang akan diimplementasikan dalam kehidupan komunitas orang percaya. Dengan metode pendekatan eksegetis maka akan didapatkan penafsiran yang tepat untuk memahami konsep Hukum Allah.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

pneumatikos

Publisher

Subject

Religion Humanities Education Physics Social Sciences

Description

PNEUMATIKOS merupakan wadah untuk memublikasikan hasil penelitian teologi, baik penelitian literatur maupun lapangan, yang dilakukan oleh para dosen Sekolah Tinggi Teologi STAPIN Majalengka dan STT lain di seluruh Indonesia. Focus dari Jurnal ini ialah: Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) ...