Kehadiran saudara dengan gangguan spektrum autisme (GSA) dapat berdampak pada remaja awal, termasuk sibling relationship antar saudara. Karakteristik dari saudara dengan GSA yaitu memiliki keterbatasan dalam berinteraksi sosial, komunikasi verbal dan nonverbal, serta perilaku repetitif yang mengakibatkan sibling relationship antara mereka memiliki dinamika yang berbeda pada umumnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran sibling relationship pada remaja awal yang memiliki saudara dengan GSA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melibatkan tiga orang partisipan. Teknik penggalian data menggunakan pedoman wawancara dengan teknik analisis theory driven, sedangkan teknik pemantapan kredibilitas menggunakan membercheck. Hasil penelitian menunjukkan pada dimensi kekuasaan terdapat partisipan yang lebih menguasai hubungan dan partisipan yang tidak ingin menguasai karena merasa sibling relationship di antara mereka egaliter. Dimensi persaingan terdapat perbedaan perlakuan dari orangtua tetapi tidak menimbulkan persaingan. Dimensi kedekatan ditandai memiliki hobi yang sama dan remaja awal mendampingi kebutuhan saudaranya. Dimensi konflik masih mengalami pertengkaran secara verbal dan nonverbal ditujukan ke saudara dengan GSA dan begitupun sebaliknya. Dampak kehadiran saudara dengan GSA terhadap kehidupan remaja awal membuat mereka jarang berinteraksi, tidak diterima dalam lingkup pertemanan sehingga menarik diri dari lingkungan tersebut, serta memberikan dampak positif yaitu lebih bersyukur dengan pemberian Tuhan, lebih mandiri, serta bertanggungjawab dengan dirinya masing-masing.
Copyrights © 2022