The view that women are a secondary group still occurs today both in socio-cultural construction and also in church life, so this paper aims to criticize and try to restore the status of women by imitating the attitude of Jesus who asked for the ministry of Samaritan women in John 4:1-30. Through qualitative research using the method of social-scientific criticism of the text of John 4:1-30 with the help of some literature, an understanding is shown that Samaritan women who are seen as part of a marginalized group are still taken into account by Jesus and are also involved in His evangelistic efforts. In the end, this paper concludes that women need to be given space to actualize themselves in society, including in ministry in the church. AbstrakPandangan bahwa perempuan adalah kelompok yang dinomorduakan masih terjadi pada saat ini baik dalam konstruksi sosial budaya dan juga dalam kehidupan bergereja, sehingga tulisan ini bertujuan untuk mengkritik dan berupaya memulihkan status perempuan dengan meneladani sikap Yesus yang meminta pelayanan perempuan Samaria dalam Yohanes 4:1-30. Melalui penelitian kualitatif yang menggunakan metode kritik sosial-ilmiah atas teks Yohanes 4:1-30 dengan dibantu oleh beberapa literatur, diperlihatkan pemahaman bahwa perempuan Samaria yang dipandang sebagai bagian dari kelompok yang terpinggirkan tetap diperhitungkan oleh Yesus dan dilibatkan juga dalam usaha penginjilan-Nya. Pada akhirnya, tulisan ini menyimpulkan bahwa perempuan perlu diberi ruang dalam mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat, termasuk dalam pelayanan dalam gereja.
Copyrights © 2022