Untuk memudahkan pengambil kebijakan di daerah setempat guna pemerataan pemenuhan konsumsi pangan masyarakat diperlukan adanya suatu pengklasifikasian daerah berdasarkan pada ketersediaan pangan. Dengan adanya pengklasifikasian tersebut, daerah yang ketersediaan pangannya tergolong kurang atau lebih terhadap spesifik zat gizi tertentu akan dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok tersendiri. Dari hasil analisis, dideskripsikan keadaan ketersediaan pangan di masing-masing kecamatan. Keadaan wilayah yang berbeda-beda pada tiap kecamatan menyebabkan ketersediaan bahan makanan memiliki variasi tersendiri. Jika dilihat secara garis besar, ketersediaan bahan makanan paling tinggi pada tiap kecamatan terdapat pada kelompok padi-padian serta makanan berpati. Dari hasil analisis klaster, akhirnya dapat dibagi lima buah pengelompokkan, diantaranya adalah: klaster 1 (sentra serealia dan peternakan) yang beranggotakan Kecamatan Panggul, Munjungan, Watulimo, Kampak, Dongko, Gandusari dan Pogalan; klaster 2 (sentra sayuran, susu sapi, dan tanaman pangan) yang hanya beranggotakan Kecamatan Pule; klaster 3 (sentra telur dan tanaman pangan) yang beranggotakan Kecamatan Karangan, Durenan, dan Trenggalek; klaster 4 (sentra serealia, hortikultura, dan peternakan kompleks) yang beranggotakan Kecamatan Suruh dan Bendungan; serta klaster 5 (sentra tanaman pangan) yang hanya beranggotakan Kecamatan Tugu. Kata kunci: ketersediaan pangan, Kabupaten Trenggalek, analisis klaster
Copyrights © 2012