Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan sangat banyak digunakan. Hal ini dikarenakan karekteristik styrofoam sangat ringan, mudah dibawa, tahan air, tahan panas maupun dingin, dan sangat murah. Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan secara terus menerus dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Untuk mengatasi dampak tersebut diperlukan kemasan makanan alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan styrofoam. Biofoam merupakan kemasan makanan alternatif pengganti styrofoam berbahan pati dan serat. Serat tandan kosong kelapa sawit memiliki selulosa sebanyak 33,25%. Dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi ini maka serat tandan kosong kelapa sawit dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif dalam pembuatan biofoam. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi NaOH serta penambahan serat tandan kosong kelapa sawit terhadap kualitas biofoam. Biofoam ini dibuat dengan teknik thermopressing dan waktu pencetakan 60 menit, temperatur pencetakan 170°C, konsentrasi NaOH sebesar 3%, 4%, 5% dan 6%, serta berat serat tandan kosong kelapa sawit adalah 15 gram, 30 gram, 45 gram dan 60 gram lalu ditambah magnesium stearat sebanyak 3 gram. Karakteristik biofoam ditandai dengan adanya uji kuat tarik, kuat tekan, daya serap air, densitas, dan biodegradabilitas. Hasil karakteristik biofoam terbaik adalah konsentrasi NaOH 5% serta berat serat tandan kosong kelapa sawit 30 gram dengan kuat tekan sebesar 2,31 N/mm2, kuat tarik sebesar 2,23 N/mm2, densitas 0,183 gr/cm3, daya serap air 11,37% dan biodegradabilitas sebesar 21,01%.
Copyrights © 2022