Kerusakan lingkungan merupakan masalah global saat ini. Meningkatkan penggunan energi untukmeningkatkan taraf hidup menjadikan suatu kewaspadaan yang akan membahayakan lingkungan alam dalamskala global. Tanpa kontrol termal yang baik, kondisi ruangan dapat berdampak negatif terhadap kesehatandan produktivitas pengguna bangunan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan pendekatanarsitektural yang dapat mengoptimalkan potensi iklim di suatu wilayah. Hal ini juga dilandasi gunameminimalisir dampak buruk terhadap iklim dan alam tersebut. Dalam bukunya yang bertajuk Design WithClimate: Bioclimatic Approach to Architectural Regionalism, Victor Olgyay (1983) mengungkapkanterdapat tiga poin penting yang saling terkait dalam membentuk keseimbangan antara iklim dan lingkunganbinaan selama proses mendesain, diantaranya ialah pertimbangan iklim di suatu wilayah, aspek biologis(tingkat kenyamanan manusia), dan solusi pengaplikasian teknologi dan elemen arsitektural. Pendekatanyang tepat dalam mendesain sesuai tiga poin tersebut ialah pendekatan arsitektur bioklimatik. Dalampenelitian ini, akan dikaji elemen-elemen arsitektur terkait arsitektur bioklimatik yang diterapkan padabangunan Menara Mesiniaga, Rumah Misol dan Kos Keputih.
Copyrights © 2022