Salah satu populasi berisiko tertular HIV adalah kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL). Risiko penularan pada populasi LSL 22 kali lebih besar dibanding populasi lainnya. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran secara mendalam pengalaman penderita HIV pada kelompok LSL. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Informan adalah penderita HIV pada kelompok LSL, LSM dan tenaga kesehatan sebanyak 8 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan FGD, kemudian dianalisis secara tematik. Penelitian menghasilkan empat tema, yaitu persepsi diri, respon pertama kali didiagnosis, perilaku pencegahan dan dukungan pendamping sebaya. Hasil penelitian menunjukkan usia informan berkisar 25-31 tahun. Hampir semua mempersepsikan diri tidak normal dan tertarik dengan sesama jenis dengan berbagai alasan, seperti mengalami pelecehan, kegagalan berhubungan, coba-coba atau merasa dirinya perempuan. Sebagian memiliki kepercayaan diri yang negatif, namun semua masih meyakini tentang agama yang dianut. Semua merasa syok, putus asa, takut akan meninggal serta depresi saat didiagnosis HIV, tapi hal ini tidak mengubah perilaku sebagian informan, karena sebagian masih aktif secara seksual dan jarang atau tidak menggunakan kondom, sementara sebagian yang lain memilih tidak aktif lagi secara seksual semenjak didiagnosis HIV. Semua patuh mengkonsumsi obat ARV. Dukungan pendamping sebaya dirasakan dalam hal informasi, sosial dan pengobatan. Perlu pendekatan spiritual yang humanis pada LSL dengan penyediaan konseling hotline,dalam pencegahan penularan HIV.
Copyrights © 2022