Kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang layak saat ini menjadi permasalahan di banyak wilayah, maka dari itu perlu adanya teknologi yang mampu mengubah air belum layak konsumsi menjadi air yang layak konsumsi. Desalinasi merupakan metode yang efektif, karena mampu mengubah air yang belum terolah (air asin) menjadi air yang layak dikonsumsi (air tawar). Teknologi desalinasi menggunakan Capacitive Deionization (CDI) dipilih karena berefisiensi tinggi dan membutuhkan biaya yang rendah. Pada penelitian ini digunakan variasi bentuk elektroda karbon aktif (pelat dan silinder), besarnya voltase (2, 12, dan 24V), jarak antar elektroda (1 dan 5 cm), dan waktu desalinasi (0, 5, 10, dan 15 menit). Dalam pelaksanaan penelitian ini, akan ditentukan juga efisiensi penyisihan salinitas pada reaktor CDI yang dioperasikan secara sistem batch dan kontinu. Berdasarkan uji statistik Analysis of Variance (ANOVA) Two Way pada selang kepercayaan 5%, bentuk elektroda, besarnya voltase, dan jarak antar elektroda tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi penyisihan salinitas dengan P-value sebesar 0,164; 0,452; dan 0,139. Sedangkan bentuk elektroda dan jarak antar elektroda memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi penyisihan daya hantar listrik (DHL) dengan besaran P-value 0,00 dan 0,37. Voltase tidak memberikan pengaruh yang signifikan dengan P-value 0,322, namun tegangan 24V memberikan pengaruh yang paling besar terhadap efisiensi penyisihan salinitas dan DHL. CDI yang dioperasikan dengan sistem batch menghasilkan efisiensi penyisihan salinitas yang lebih baik daripada yang dioperasikan dengan sistem kontinu.
Copyrights © 2022