Pembelajaran Al-Qur’an merupakan pedoman umat islam di dunia dan di wajibkan bagi umat islam untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid sekaligus untuk meningkatkan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial yang dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan psikomotor anak agar dapat berubah kearah yang lebih baik.[1] TPQ sejatinya hadir untuk membekali karakter anak didik dengan akhlak mulia. Dengan problem yang begitu kompleks, fungsi TPQ di era kekinian tentu juga harus kompleks. Dengan fungsi yang semakin kompleks tentu penting kiranya membangun paradigma pengelolaan TPQ agar semakin integratif. Sehingga fungsi-fungsi TPQ dapat terus terwujud sesuai dengan harapan dan tantangan zaman dan anak-anak sebagai sasaran pendidikan TPQ dapat terakomodir dengan baik. Hasil pemberdayaan Komuntas Alumni Madrasah Assobri 2 di TPQ melalui pembelajaran SKIA dengan metode BCM dan Asset Based Community Development (ABCD) dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan dalam meningkatkan kualitas SDM Alumni Madrasah Assobri 2 dalam mengajarkan pembelajaran pada santri TPQ tidak akan berhasil jika tidak ada kerjasama dan partisipasi aktif dari subjek pendampingan, asosiasi-asosiasi dan institusi yang berkaitan serta para donatur yang telah menyumbang dengan ikhlas untuk pelaksanaan program ini di Komuntas Alumni Madrasah Assobri 2. Pelaksanaan pemberdayaan berjalan dengan optimal karena pemberdayaan ini menghasilkan pengembangan kualitas asset SDM Alumi (Ustad/Ustadzah) pada aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran SKIA dengan metode BCM (Bermain Cerita Menyanyi). [1] Ma’mun, M. A. (2018). Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Jurnal pendidikan islam, 4(1), 2-10.
Copyrights © 2022