Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan teknologi smartphone dalam mengukur kemampuan berfikir kritis peserta didik, sehingga dapat dijadikan acuan dalam perubahan peraturan didalam kampu (peraturan tata tertib taruna / PT3), dimana peserta didik hanya diperkenankan memanfaatkan smartphone pada kondisi tertentu. Jenis penelitian yang digunakan ex-post facto dengan jumlah sampel peserta didik bidang teknik penerbangan sebanyak 48 orang (sampel penuh) dengan kelas yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design (jenis pre-test dan post-test). Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi dan tes prestasi peserta didik yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Data penelitian dianalisis dengan aplikasi SPSS.16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji validitas variable kemahiran menggunakan teknologi dengan jumlah 10 butir pertanyaan dan berdasarkan perbandingan nilai R hitung dengan nilai R tabel dapat dikategorikan valid dan pada butir soal nomor 4 dengan nilai R hitung tertinggi sebesar 0.903, nilai pre-test dikelas inquty-1 diperoleh taraf signifikan nilai pre-test sebesar 0,369 > α (0,05), dan pada kelas inquiry-2 diperoleh taraf signifikan nilai pre-test sebesar 0,358 > α (0,05), hasil pengujian hipotesis kemampuan berpikir kritis untuk uji t independent memperoleh hasil sig (2- tailed) <0,05 yaitu 0,00 ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. uji multikolinearitas tolerance dan VIF yang diperoleh dari data variable independent model pembelajaran inquiry terhadap data dependent kemampuan berfikir kritis dengan nilai koefisien regresi variabel inquiry sebesar 0.082 dan 0.191 dengan tanda positif menyatakan apabila jika tingkat inquiry naik satu satuan dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan, maka kemampuan berfikir kritis akan naik sebesar 0.082 dan 0.191. Dari kesimpulan diatas tampak bahwa tidak ada variabel yang menyebabkan penurunan nilai kemampuan berfikir kritis
Copyrights © 2022