Indonesia memiliki perkebunan tebu baik yang dikelola oleh negara ataupun swasta. Namun, kebutuhan gula belum mampu terpenuhi sepenuhnya dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya serangga hama yang menyerang budidaya tebu. Ada beberapa serangga hama yang menyerang pada tanaman tebu, salah satunya penggerek batang bergaris (Chilo sacchariphagus). Ada beberapa parasitoid yang menjadi musuh alami Penggerek batang tebu bergaris (C. sacchariphagus). Salah satunya, Apantheles flavipes (Cotesia flavipes) (Hymenoptera : Braconidae). Agensia hayati perlu dikembangakan diindonesia , mengingat tingginya keanekaragaman parasitoid yang ada. ). Pembuatan media buatan untuk perkembang biakan (C. sacchariphagus) dilaboratorium dapat menjadi alternatif saat (C. sacchariphagus) dilapangan tidak ada. Parasitoid membutuhkan inang untuk melangsungkan hidupnya. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemberian dosis nipagin yang tepat pada media biakan untuk perkembangan hama penggerek batang bergaris C. sacchariphagus. Persentase mortalitas tertinggi (88.5a%) terdapat pada perlakuan N0 dan terendah (13.0%) pada perlakuan N4 dan N3 dengan pemberian nipagin 1,7 gr dan pemberian nipagin 1,8 gr. Bobot mutlak tertinggi pemberian nipagin pada media yaitu ((144.30gr) terdapat pada perlakuan N4 (1,7gr), sedangkan bobot larva yang terendah N0 (13.49) pada perlakuan N0. Keyword: nipagin, C. sacchariphagus, tebu
Copyrights © 2022