Dari pembahasan ini, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Bayi tabung dengan proses menggunakan
sperma dan ovum yang diambil dari pasangan
suami-isteri yang sah, yang kemudian
embrionya ditransfer ke rahim isterinya yang
diambil ovumnya hukumnya dibolehkan. Anak
yang dilahirkan dengan proses ini, mempunyai
kedudukan yang sah menurut hukum Islam,
baik dari segi hubungan nasab maupun dari segi hak dan kewajiban terhadap kedua
orangtuanya.
2. Bayi tabung dengan ibu titipan (surrogate
mother) baik sperma dan ovumnya berasal
dari suami-isteri atau donor, hukumnya
haram dalam hukum Islam. Bayi tabung
yang dilahirkan dengan cara ini nasabnya
hanya dapat dipertalikan kepada ibu yang
mengandung dan melahirkannya
Copyrights © 2002