Dalam menjaga kelangsungan penyalurannya di butuhkan perawatan rutin dan sistem pengaman yang bagus untukmengantisipasi keadaan yang tidak normal. Pada studi ini menganalisis gangguan petir di sepanjang saluran transmisi 70 kV dariGardu Induk Kebonagung menuju Gardu Induk Polehan dengan kondisi titik sambaran yang berbeda, serta menstudi kondisiperalatan ketika terjadi sambaran langsung di transmisi 70 kV. Dari hasil analisis ketika sambaran langsung pada kawat fasa sebesar 1098 kV menuju ke Gardu Induk Kebonagung, arrester akan bekerja membuang tegangan lebih ke tanah, maka tegangan petir yang sampai ke peralatan Gardu Induk Kebonagung kurang dari 60 kV sehingga peralatan di Gardu Induk Kebonagung terlindungi dari gangguan petir. Namun apabila arrester tidak bekerja ketika terjadi sambaran langsung, maka peralatan yang rusak adalah CVT (739,26 kV), Ds Line (545,56 kV) dan CT (378,274 kV), karena BIL peralatan tersebut lebih kecil daripada tegangan petir yang sampai dan mengakibatkan sistem padam. Ketika sambaran tidak langsung sebesar 97,068 kV menuju ke GI Kebonagung maka arrester akan bekerja dan peralatan di GI Kebonagung terlindungi. Namun apabila arrester tidak bekerja, peralatan tetap terlindungi karena CVT (65,347 kV), DS Line (16,95 kV) dan CT (4,230 kV), BIL masing-masing peralatan lebih tinggi daripada tegangan petir yang sampai. Maka dapat diketahui bahwa perlu adanya perawatan pada arrester agar dapat bekerja dengan baik ketika terjadi sambaran langsung serta perlu adanya pengecekan GSW dan nilai pentanahan pada tower agar nilai tegangan petir yang sampai di GI Kebonagung tidak lebih besar daripada ketika terjadi sambaran langsung.
Copyrights © 2021