Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya internalisasi kebangsaan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dan juga masih terjadinya fenomena yang tidak menggambarkan pemahaman wawasan kebangsaan dikalanganpeserta didik. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan (mendeskripsikan) internalisasi wawasan kebangsaan dalam Mata Pelajaran PendidikanAgama Buddha dan Budi Pekerti pada peserta didik kelas IX di SMPS Perguruan Buddhi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan atau informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah (informan pendukung), pendidik (informan kunci), dan peserta didik (informan utama) kelas IX SMPS Perguruan Buddhi Tangerang tahun ajaran 2022/2023. Teknikpengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik nontes, yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data model M.B. Miles, A.M. Huberman, dan Johny SaldaƱa (1994). Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa definisi internalisasi wawasan kebangsaan diterjemahkan berdasarkan sudut pandang masing-masing, namun pada hakikatnya memiliki kesesuaian dalam menginterpretasikan. Internalisasi wawasan kebangsaan didenifisikan sebagai suatu proses tahapan atau rangkaian dalam pengenalan, penanaman, pembinaan, dan penguatan secara berkelanjutan serta mendalam mengenai informasi, pesan, dan nilai-nilai luhur yang menyangkut nasionalisme. Materi atau bahan ajar tentangwawasan kebangsaan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di kelas IX bersumber dari kitab Dhammapada, buku Paritta, dan buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti kelas IX. Materi ataupun bahan ajar yang dipilih sangat erat kaitanya, bersesuaian, dan mengandung nilai-nilai wawasan kebangsaan. Penanaman pengetahuan tentang wawasan kebangsaanyang telah dilakukan oleh pendidik yaitu dengan menunjukan sikap sopan santun, saling memberikanucapan pada perayaan hari raya, salam dengan sikap anjali, mengucapkan selamat pagi/siang, dan Namo Buddhaya, memberikan arahan pada saat apel pagi, dan upacara bendera. Adapun tujuanya adalah agar seluruh warga sekolah bisa selalu menjaga kerukunan dan keharmonisan. Upaya internalisasi wawasan kebangsaan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang dilakukan oleh pendidik yaitu dengan pengenalan, penanaman, bimbingan dan penguatan mengenai nilai-nilai luhur Dhamma yang selaras dengan wawasan kebangsaan kepada peserta didik. Upaya yang telah dilakukan oleh pendidik bertujuan agar peserta didik memiliki kesadaran mengenaipentingnya menjadi pelajar yang kuat dalam karakter Pancasila sebagai generasi penerus bangsa. Praktik atau contoh yang dilakukan pendidik dan peserta didik dalam internalisasi wawasan kebangsaan salah satunya yaitu dengan mengikuti dan mempraktikkan aturan tata tertib sekolah. Etika dan norma yang berlaku di masyarakat juga diterapkan dalam praktik wawasan kebangsaan pada pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMPS Perguruan Buddhi, baik di dalam kelas, cetiya, maupun di luar kelas.
Copyrights © 2023