Civil Society merupakan gambaran masyarakat madani yang responsif dan beradab serta menghargai hak asasi manusia. Meski telah memasuki era reformasi, masyarakat Indonesia kerap mengalami konflik horizontal yang tidak dilandasi oleh faktor pluralisme atau keragaman. Muhammadiyah sebagai salah satu kekuatan civil society tentu menarik mengingat peran sejarahnya yang berusia lebih dari satu abad. Penelitian yang mengkaji toleransi dan pluralisme di Muhammadiyah ini termasuk dalam penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah suatu konsep penelitian yang pengumpulan informasi dan datanya dilakukan dengan memanfaatkan bantuan berbagai macam bahan yang terdapat di perpustakaan, seperti buku referensi, hasil penelitian sejenis, artikel, dan berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. . Unit analisis atau indikator yang digunakan adalah penerimaan dan apresiasi terhadap keragaman; Interaksi positif dalam keragaman; Sikap moderat dan tidak eksklusif. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa Muhammadiyah menghargai dan menerima keberagaman di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari fakta bahwa banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah, baik tingkat menengah maupun tinggi di Indonesia bagian timur, sebagian besar non-Muslim. Terlihat dari susunan pengurus atau elite Muhammadiyah yang tidak selalu didominasi oleh orang Jawa atau lebih tepatnya Yogyakarta sebagai tempat kelahiran, tetapi juga terdiri dari berbagai latar belakang etnis dan asal daerah. Poin terakhir adalah sikap moderat dalam Muhammadiyah diwujudkan dengan bersikap bersahabat dengan seluruh elemen masyarakat dan tidak terlibat dalam tindakan anarkis atau destruktif terhadap kelompok lain di luar organisasi.
Copyrights © 2021