This study aims to identify and obtain an overview of price setting and its affecting factors among grocery sellers—applying Javanese culture in price setting—in Japan Village, Sooko District, Mojokerto. This study employs the ethnomethodological method based on indexicality, reflexivity, and contextual action to understand common sense knowledge of social cultures in the application of Javanese culture in price setting. The typical culture that is preserved until today in Japan Village is Keresan. The results of this study exhibit that in setting the prices, grocery sellers in Japan Village preserve a harmonious attitude, allow the customer to pay later, and are sincere. Their product suppliers mainly include salespersons, wholesalers, and entrusted goods; and the selling price is determined from the cost of goods sold plus the cultural profit diminished by the fraternity discount. Abstrak Studi ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui serta memperoleh gambaran mengenai bentuk price setting dan faktor yang mempengaruhi price setting yang dilakukan oleh para pedagang kelontong dengan mengaplikasikan budaya jawa dalam penetapan harga (price setting) di Desa Japan, Kecamatan Sooko, Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode etnometodologi sebagai metodologi penelitian berdasarkan indeksikalitas, refleksivitas, dan aksi kontekstual untuk memahami common sense knowledge of social cultures dalam penerapan budaya jawa di dalam penetapan harga. Adapun khas kebudayaan yang masih ada dan masih diterapkan sampai sekarang di wilayah Desa Japan yaitu budaya keresan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para pedagang kelontong yang ada di Desa Japan dalam penetapan harga memiliki sikap rukun, dhigowo sek barang e, dan ikhlas dalam berdagang. Pedagang biasanya mendapatkan produk untuk diperjual belikan melalui sales, kulakan, serta barang titipan. Harga jual pedagang kelontong adalah hasil dari harga pokok penjualan ditambah laba budaya dikurangi diskon paseduluran.
Copyrights © 2023