Pusat Kota Semarang merupakan pusat kemajuan sektor ekonomi di Kota Semarang. Lahanpermukiman di area tersebut mulai berkurang, menyebabkan permukiman sekarang meluas di wilayahSemarang Selatan, salah satunya Kecamatan Tembalang. Kemunculan perumahan baru standar menengah keatas menyebabkan wilayah berkembang lebih modern dan jumlah penduduknya bertambah semakin pesat.Begitu juga jumlah umat Katoliknya. Padahal saat ini di Kecamatan Tembalang hanya terdapat satu GerejaKatolik, hanya berskala stasi, yaitu Gereja Santo Petrus Sambiroto. Dengan makin bertambahnya jumlah umatKatolik dan makin tingginya tingkat aktivitas warganya, maka dibutuhkan desain gereja berskala lebih besar. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Gereja Katolik,standar-standar mengenai tata ruang dalam Gereja Katolik, studi banding beberapa Gereja Paroki Katolik diSemarang dan Gereja-Gereja Post Modern di dunia. Dilakukan juga tinjauan mengenai lokasi Gereja SantoPetrus Sambiroto Semarang dan pembahasan konsep perancangan dengan penekanan desain Arsitektur PostModern. Tapak yang digunakan adalah tapak asli dari Gereja Santo Petrus Sambiroto, yang kemudian diperluassesuai kebutuhan ruang yang ada. Selain itu juga dibahas mengenai tata massa dan ruang bangunan,penampilan bangunan, struktur, serta utilitas yang dipakai dalam perancangan âRedesain Gereja Santo PetrusSambiroto Semarangâ. Konsep perancangan ditekankan desain Arsitektur Post Modern, yaitu aliran Methapor andMetaphisical dimana konsep dan filosofi bangunan Gereja ditampilkan secara eksplisit dalam bentuk danpenampilan bangunan. Catchment Point dipakai untuk menyiasati bentuk lahan dan menghindari bangunanGereja tertutup oleh bangunan lain sekitar tapak. Untuk bangunan Gereja sendiri, dirancang dengan konsepdenah berbentuk manusia yang sedang memberkati dan konsep bentuk bangunan berbentuk kapal, dengansistem struktur penerapan sistem jalinan tudung saji.
Copyrights © 2012