Paramita: Historical Studies Journal
Vol 25, No 2 (2015): PARAMITA

NIKAH SIRI DI WARUREJO DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

Arsal, Thriwaty ( Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang,)
Wahyuni, Ekawati S. ( Program Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor)
Pandjaitan, Nurmala K. ( Program Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor)
Hubeis, Aida Vitayala S. ( Program Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor)



Article Info

Publish Date
27 Feb 2016

Abstract

Siri Marriage (unofficial marriage) is not a new phenomenon in Indonesia with its all negative impacts. However, in Warurejo village, siri marriage is accepted widely by society particularl actors and siri marriage network.  Siri marriage is a legal activity based on Islam if corresponding with legal requirements of marriag. Location of the research is conducted in  Warurejo village, East Java through qualitative, quantitative and semantics approaches. The result of research shows that siri marriage in Warurejo has been long standing and hereditary since Madura ethnic migrates to Warurejo. Siri marriage initially occurs among migrants, gradually changing and leading to commercialization. Warurejo people cannot predict the exact time when the commercialization of siri marriage applied in Warurejo village, but surely after commercialization occurs, there is a workplace for brokers and clerics. Economy needs sometimes cause the actors ignoring the negative impacts as a result of siri marriage, such as domestic violence, child custody, inheritance, etc. If there is a divorce, it is only delivered by brokers or short messages through mobile phone. Nikah siri bukanlah fenomena baru di Indonesia dengan segala dampak negatifnya. Namun, di Desa Warurejo nikah siri diterima secara luas oleh masyarakat, terutama aktor dan   jaringan nikah siri. Nikah siri merupakan tindakan yang sah menurut agama Islam sepanjang sesuai syarat sahnya pernikahan. Lokasi penelitian di lakukan di desa Warurejo Jawa Timur.dengan menggunakan pendekatan kualitatif, kuantitatif dan semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikah siri di Warurejo sudah berlangsung lama dan turun temurun. Sejak etnis Madura melakukan migrasi ke Warurejo. Nikah siri yang awalnya terjadi hanya sesama migran, lambat laun mengalami perubahan dan mengarah ke komersilisasi. Masyarakat Warurejo tidak bisa memperkirakan sejak kapan komersilisasi nikah siri mulai berlaku di Desa Warurejo, namun yang pasti sejak adanya komersilisasi maka sejak itu pula mulai memunculkan  lahan pekerjaan baru bagi para broker dan kyai/modin. Kebutuhan terhadap ekonomi  menyebabkan pelaku terkadang mengabaikan fungsi negatif yang diakibatkan oleh nikah siri, misalnya adanya kekerasan  dalam rumah tangga,  hak asuh anak, waris, dan lain-lain. Jika terjadi perceraian, maka perceraian itu hanya disampaikan melalui broker atau pesan pendek melalui telepon seluler. 

Copyrights © 2015






Journal Info

Abbrev

paramita

Publisher

Subject

Humanities

Description

The journal publishes writings on (1) historiography, (2) philosophy of history, (3) history of education, and (4) history educaiton. Historiography means the writing of history based on the critical examination of sources, the selection of particular details from the authentic materials in those ...