ABSTRAKPenelitianberjudul âproses pembuatan ranub kreasi pada masyarakat Aceh saat intat linto dan tueng dara baroe di Tanjong Selamat, Darussalam, Aceh Besarâmengangkat masalah Bagaimanaprosesdan makna bentuk ranubkreasi teungkulok teuku umar dan ranub bungong pada saatintat linto dan tueng dara baroe di Tanjong Selamat, Darussalam, Aceh Besarâ. Pendekatan dengan jenispenelitian yang digunakanadalah pendekatankualitatif.Tehnikpengumpulan data yaitumelalui observasi, wawancaradandokumentasi.Data yang terkumpulselanjutnyadiolahdandianalisis secarakualitatif.Hasildaripenelitian mendeskripsikanbahwaproses pembuatan ranub kreasi Teungkulok Teuku Umar ialah menggunakan empat jenis bentuk lipatan antaranya: bentuk panjang dan meruncing segitiga (bagian depan atas teungkulok), bentuk segitiga (bagian samping Teungkulok), bentuk serong segitiga (bagian belakang Teungkulok) dan bentuk susunan yang disusun rapi yang ditusuk dengan cengkeh (bagian bawah Teungkulok) dan keempat motif tersebut kemudian dikreasikan di atas batang pisang yang sudah dibentuk seperti topi Aceh/Teungkulok yang biasanya dibawakan pada upacara intat linto. Sedangkan Proses membuat ranubkreasi bungong menggunakan tiga bentuk lipatan yaitu bentuk yang dirangkai dengan kawat bunga dan bentuk segi tiga yang kemudian dijahit dengan menggunakan benang dan jarum diatas kardus bekas yang sudah dibentuk menyerupai daun. Kedua bentuk lipatan ini sama seperti proses membuat Teungkulok, sedangkan bentuk ke tiga ialah daun sirih ditusuk rapi dengan kawat, kemudian dikreasikan di atas batang pisang yang sudah dibentuk tiga tingkatan lalu dikreasikan berbentuk bunga yang disebut ranub kreasi bungong yang biasa dibawakan pada upacara tueng dara baro.Maknaranub kreasi TeungkulokTeuku Umar ialah simbol pemimpin atau raja bermakna gagah, berani dan memiliki jiwa kepemimpinan, guna tujuan pria dalam berumah tangga yaitu mampu memimpin sebuah keluarga. Sedangkan ranub bungong ialah bunga yang bermakana anak dara atau gadis yang akan dipersuntingkan.
Copyrights © 2016