Narapidana sebagai manusia yang dirampas hak-hak kebebasannya selaludihinggapi perasaan suntuk dan gundah-gelisah. Namun Narapidana yangmenjadi Ta’mir Masjid At-Taubah di Lapas Klas 1 kedungpane dituntutmenjadi imam Shalat, pengajar Fasholatan, BTA, dan Madrasah Diniyyah.Kondisi di atas membutuhkan program pendampingan dengan menggunakanmodel Participatory Action Research (PAR) yang selalu memperhatikan siklusrencana-aksi–refleksi (plan-action-reflection cycle). Dalam implementasinya,pengabdi menggunakan strategi pembelajar orang dewasa yang menyenangkan,seperti pembuatan Buku Mimpi dan kegiatan out bound.Hasil pendampingan telah dapat menumbuhkan â€semangat hidup baruâ€untuk membuka â€lembaran baru†dari Mitra Dampingan, sehingga mempunyaimimpi luhur â€ingin menjadi murabbi yang suksesâ€. Mitra Dampingan juga menjadi lebih tahu dan dapat mempraktikkan bacaanbacaan gharibil qur’an dengan lebih fasih (benar dan tepat).
Copyrights © 2014