Kegiatan pemuliaan tanaman karet generasi keempat yang dimulai tahun 1985 telah menghasilkan klon IRR seri 200. Dari hasil uji plot promosi telah diseleksi beberapa klon harapan dengan daya hasil lateks tinggi, pertumbuhan jagur, resisten terhadap penyakit serta memiliki sifat-sifat sekunder penting yang baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih luas telah dilakukan uji lanjutan sebanyak 12 klon pada dua lokasi masing-masing di kebun Serbangan, PT. Bakrie Sumatra Plantation dan kebun Aek Pamienke, PT. Socfin Indonesia provinsi Sumatera Utara, yang dibangun tahun 2005 dengan menggunakan rancangan acak kelompok. Pengamatan pertumbuhan lilit batang dilakukan pada umur 2, 3, dan 4 tahun, tebal kulit, jumlah saluran, dan diameter pembuluh lateks masing-masing pada umur 5 tahun serta intensitas serangan penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora pada umur 3 dan 5 tahun. Dari pertumbuhan lilit batang pada umur empat tahun, IRR 220 dan IRR 211 tergolong klon yang jagur (masing-masing lilit batang 44,9 dan 51,0 cm). Klon IRR 220 tergolong stabil di dua lokasi pengujian, sedangkan IRR 211 adaptif di lokasi dengan iklim yang lebih basah. Berdasarkan ketebalan kulit dan pembuluh lateks, klon IRR 208, IRR 211, IRR 215, IRR 217 dan IRR 220 diprediksi berpotensi cukup baik sebagai penghasil lateks. Semua klon yang diuji tergolong agak resisten sampai dengan resisten terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum, Oidium, dan Corynespora.  Diterima : 2 Februari 2011; Disetujui : 3 Mei 2011How to Cite : Daslin, A. (2011). Evaluasi pengujian lanjutan klon karet IRR seri 200 pada masa tanaman belum menghasilkan. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 93-101. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/241
Copyrights © 2011