Jurnal Kimia dan Kemasan
Vol. 37 No. 2 Oktober 2015

Keramik sebagai Media Fotokatalis TiO2 – Karbon Aktif serta Aplikasinya pada Kesehatan Lingkungan

Naimah, Siti ( Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jalan Balai Kimia 1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur)
Ermawati, Rahyani ( Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jalan Balai Kimia 1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur)
Aviandarie, Silvie Ardhanie ( Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jalan Balai Kimia 1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur)
Aidha, Novi Nur ( Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jalan Balai Kimia 1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur)
Jati, Bumiarto Nugroho ( Balai Besar Kimia dan Kemasan, Kementerian Perindustrian RI Jalan Balai Kimia 1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur)



Article Info

Publish Date
29 Oct 2015

Abstract

Penelitian mengenai penggunaan material keramik sebagai media fotokatalitik TiO2 (Titanium Dioxide)-Karbon aktif yang aplikasinya pada kesehatan lingkungan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menentukan material (media) yang sesuai sebagai tempat menempelnya komposit TiO2 agar menghasilkan adsorben yang optimal, selanjutnya penelitian ini diaplikasikan pada bidang kesehatan lingkungan dalam kemampuannya untuk  mendegradasi terhadap polutan udara, khususnya CO (carbon monoxide) dan toluen. Gas CO dan toluene yang akan didegradasi sebelum dan sesudah proses ditampung dalam reaktor kemudian diukur konsentrasinya menggunakan alat GC-FID (Gas Chromatography-Flame Ionization Detector). Proses fotokalisis dalam mendegradasi polutan udara CO dan toluene menghasilkan CO2 (carbon dioxide) dan uap air. Pengukuran konsentrasi CO2 dilakukan menggunakan alat GC-FID. Hasil penelitian didapatkan bahwa keramik merupakan material media yang optimal dibandingkan dengan aluminium karena keramik memiliki tekstur pada permukaannya sehingga dapat mengikat komposit lebih maksimal. Kemampuan degradasi terhadap polutan udara pada alat ini yaitu 90% untuk degradasi CO dan 41% untuk degradasi toluene, CO dan toluene dipakai sebagai model terhadap polutan yang ada di udara. Semakin banyak polutan yang terdegradasi, menyebabkan bertambahnya konsentrasi CO2 diudara hasil degradasi yaitu sekitar 29.25% selama 6 jam. Disamping itu teknologi ini diaplikasikan bersama dengan alat yang dapat menghasilkan CO2 untuk perangkap nyamuk yang dikembangkan dengan menggunakan media keramik sebagai supporting TiO2-karbon aktif memiliki kinerja lebih efektif karena hasil nyamuk yang terperangkap lebih banyak sekitar 30% dari penelitian sebelumnya yaitu tidak menggunakan media dan TiO2-karbon aktif dilangsung ditempelkan pada material stainless steel.

Copyrights © 2015