Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo
Vol 3, No 1 (2017)

KELAYAKAN FINANCIAL DAN EKONOMI USAHA PEMBUATAN PAKAN TERNAK LIMBAH AMPAS SAGU (Metroxylon Sago)

Haedar Haedar (Unknown)
Mahammad Kasran (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo)



Article Info

Publish Date
17 Jul 2017

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi biaya baik secara finansial maupun secara ekonomi dan penentuan manfaat finansial dan manfaat ekonomi terhadap kelayakan produksi Limbah Ampas Sagu dalam upaya pemanfaatannya menjadi produk pakan ternak bernilai ekonomis dan komersial. Ketersediaan ampas sagu yang melimpah dihasilkan dari proses pengolahan sagu (Metroxylon sagu) merupakan masalah bagi masyarakat pedesaan karena mencemari lingkungan dan menjadi limbah yang tidak berguna. Pemanfaatan limbah sagu dalam skala besar masih jarang dilakukan di Indonesia. Salah satu alternative lain dalam memanfaatkan limbah ampas sagu adalah mengkonversi menjadi bahan baku utama pembuatan pakan ternak. Hal ini memu ngkinkan menjadisolusi untuk memutus rantai kemiskinan dari meluasnya tingkat kemiskinan di pedesaan serta rendahnya tingkat produksi dan pendapatan masyarakat. Salah satu kendala yang dihadapi oleh usaha peternakan adalah belum tercukupinya kebutuhan nutrisi ternak dan mahalnya harga pakan jadi dipasaran, sehingga masih dibutuhkan upaya dalam menanggulangi dengan menggali sumber pakan alternative yang terjangkau dan dan melimpah jumlahnya. Data yang akan digunakan meliputi data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk penentuan manfaat finansial dan manfaat ekonomi, penentuan biaya finansial dan biaya ekonomi, menggunakan metode penentuan harga bayangan, metode perkiraan Opportunity Cost of Capital (OOC),analisis kelayakan Investasi dan analisis sensitivitas. Hasil analisis kelayakan finansial maka usaha pembuatan pakan ternak berbahan dasar limbah ampas sagu layak untuk dilaksanakan. Hasil analisis sensitivitas dengan skenario menunjukkan bahwa pada usaha pembuatan pakan ternak ini akan tidak layak dilaksanakan pada kondisi jika terjadi penurunan jumlah output (limbah apas sagu) sebesar 10 persen disertai dengan penurunan captive market sebesar 10 persen, biaya tetap (tenaga kerja ahli dan operasional) sebesar 20 perse n. Analisis Switching Value menunjukkan usaha ini akan tidak layak pada penurunan potensi limbah ampas sagu lebih dari 18,428 persen dan penurunan captive market sebesar 12 persen

Copyrights © 2017